digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fachris Ilman Fauzandi NIM 23219335.pdf
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Seiring dengan berkembangnya kota kota besar dan munculnya urbanisasi, banyak fenomena-fenomena yang terjadi yang memiliki dampak terhadap lingkungan yang ada disekitarnya. Salah satu fenomena dari pengaruh lingkungan perkotaan adalah Urban Heat Island atau yang biasa disebut dengan UHI. UHI adalah fenomena dimana suhu udara diperkotaan dapat lebih tinggi dari suhu sekitarnya. Fenomena ini memuncukan banyak perubahan lingkungan di kota-kota yang dimulai dari perubahan layanan, fungsi ekosistem, cuaca lokal, dan iklim mikro. UHI menjadi satu masalah utama yang diperhatikan dalam proses perancangan kota. Untuk itu, stasion pengukuran tetap dengan nama Heat Island Telemetry(HIEL) diusulkan oleh penulis untuk mempermudah dalam proses observasi fenomena UHI menggunakan konsep IoT pada awal penelitian. Namun pada saat implementasinya, terdapat beberapa masalah kinerja dan pemakaiannya yang rumit. Oleh karena itu, penulis mengusulkan suatu sistem data akusisi yang terdedikasi untuk kepentingan observasi UHI sebagai generasi lanjut dari HIEL. Sistem ini terbagi menjadi telemetri yang berfungsi untuk melakukan pengambilan data, cloud service yang digunakan sebagai endpoint untuk pengumpulan dan pengambilan data, dan aplikasi desktop yang berfungsi untuk konfigurasi telemetri, manajemen telemetri dan data hasil pengukuran. Sistem ini diuji mengikuti 4 tahap tes, unit testing, integration testing, system testing, dan acceptance testing. Dari hasil pengujian, didapatkan hasil bahwa sistem dapat melakukan proses data akusisi dari awal pengambilan data menggunakan sensor, manajemen data, hingga pengambilan dataset UHI oleh client. Sistem ini memiliki kemampuan untuk menangani request MQTT hingga 370 pesan/detik dengan latensi sebesar 52 ms dan request REST API sebesar 30 pesan/detik dengan latensi sebesar 3353 ms.