Seiring dengan berkembangnya kota kota besar dan munculnya urbanisasi, banyak
fenomena-fenomena yang terjadi yang memiliki dampak terhadap lingkungan yang ada
disekitarnya. Salah satu fenomena dari pengaruh lingkungan perkotaan adalah Urban
Heat Island atau yang biasa disebut dengan UHI. UHI adalah fenomena dimana suhu
udara diperkotaan dapat lebih tinggi dari suhu sekitarnya. Fenomena ini memuncukan
banyak perubahan lingkungan di kota-kota yang dimulai dari perubahan layanan,
fungsi ekosistem, cuaca lokal, dan iklim mikro. UHI menjadi satu masalah utama yang
diperhatikan dalam proses perancangan kota. Untuk itu, stasion pengukuran tetap
dengan nama Heat Island Telemetry(HIEL) diusulkan oleh penulis untuk
mempermudah dalam proses observasi fenomena UHI menggunakan konsep IoT pada
awal penelitian. Namun pada saat implementasinya, terdapat beberapa masalah kinerja
dan pemakaiannya yang rumit. Oleh karena itu, penulis mengusulkan suatu sistem data
akusisi yang terdedikasi untuk kepentingan observasi UHI sebagai generasi lanjut dari
HIEL. Sistem ini terbagi menjadi telemetri yang berfungsi untuk melakukan
pengambilan data, cloud service yang digunakan sebagai endpoint untuk pengumpulan
dan pengambilan data, dan aplikasi desktop yang berfungsi untuk konfigurasi telemetri,
manajemen telemetri dan data hasil pengukuran. Sistem ini diuji mengikuti 4 tahap tes,
unit testing, integration testing, system testing, dan acceptance testing. Dari hasil
pengujian, didapatkan hasil bahwa sistem dapat melakukan proses data akusisi dari
awal pengambilan data menggunakan sensor, manajemen data, hingga pengambilan
dataset UHI oleh client. Sistem ini memiliki kemampuan untuk menangani request
MQTT hingga 370 pesan/detik dengan latensi sebesar 52 ms dan request REST API
sebesar 30 pesan/detik dengan latensi sebesar 3353 ms.