digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Doc1Abstrak Josua 15718005.docx
Terbatas  Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan

Air merupakan komponen yang dibutuhkan setiap makhluk hidup termasuk manusia. Air tidak hanya digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan pokok untuk minum, melainkan juga digunakan untuk melakukan kegiatan lainnya seperti mandi, mencuci, membersihkan peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Seiring dengan meningkatnya penduduk dan perekonomian, kebutuhan air minum semakin meningkat. Akan tetapi, kuantitas air baku yang terdapat dialam terbatas jumlahnya dengan kualitas yang berubah setiap musim. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu instalasi pengolahan air yang mampu menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu yang berlaku sekalipun kualitas air baku berubah karena musim. Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi memiliki luas wilayah 1927,8 km2 dengan elevasi 400 – 1700 meter dari permukaan laut. Jumlah penduduk Kabupaten Dairi tahun 2020 sebanyak 308.764 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 154.628 jiwa (50,08%) dan perempuan sebanyak 154.136 jiwa (49,92%), dengan rasio jenis kelamin 100,32% dan rata-rata kepadatan penduduk mencapai 160,16 jiwa/km2. Sebagian besar pekerjaan penduduk Kabupaten Dairi bergerak pada sektor agrikultur, kemudian diikuti dengan sektor jasa dan manufaktur. Berdasarkan Susenas 2020, akses air minum layak di Kabupaten Dairi sebesar 78,27%. PDAM Tirta Nciho adalah BUMD di Kabupaten Dairi yang bergerak dalam usaha air minum. PDAM Tirta Nciho memiliki 10 wilayah pelayanan yang melayani seluruh Kabupaten Dairi dengan lama pendistribusian 23,16 jam. Sistem distribusi air minum yang digunakan hingga saat ini adalah sistem cabang dengan gravitasi. IPA Lae Mbulan merupakan salah satu instalasi pengolahan air di Kabupaten Dairi yang melayani kebutuhan air di Kecamatan Sidikalang. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kapasitas maksimum IPA Lae Mbulan sebesar 43,29 L/s dengan kebutuhan air domestik sebesar 76,92 L/o/h. Sistem pengolahan yang digunakan pada IPA Lae Mbulan adalah saringan pasir lambat dengan konfigurasi pengolahan aerasi, sedimentasi, filtrasi dan disinfeksi. Namun, terdapat parameter yang tidak memenuhi baku mutu, yaitu parameter coliform. Hal ini disebabkan karena proses re-sanding pada unit filtrasi tidak dilakukan dan periode pembubuhan disinfeksi yang jarang dilakukan. Metode proyeksi penduduk yang digunakan pada 4 kecamatan yang akan dilayani IPA baru, yaitu Kecamatan Sidikalang, Berampu, Siempat Nempu, dan Siempat Nempu Hulu adalah metode regresi linear. Berdasarkan data proyeksi penduduk, RISPAM Kabupaten Dairi, Rekomendasi Teknis Badan Izin Penggunaan Sumber Daya Air, Kriteria Perencanaan Dirjen Cipta Karya, serta data hasil pengukuran di lapangan, kebutuhan air minum yang diperlukan pada 20 tahun mendatang dapat ditentukan. Dari data tersebut, diperoleh bahwa kebutuhan air selama 20 tahun kedepan sebesar 96,65 L/s. Berdasarkan RISPAM Kabupaten Dairi 2020, IPA yang akan dibangun memiliki kapasitas pengolahan sebesar 100 L/s. Dengan demikian, IPA yang akan dibangun mampu memenuhi kebutuhan air 20 tahun mendatang.Alternatif pengolahan yang digunakan dibuat berdasarkan SNI 7508:2011 dan JICA. Dua metode tersebut memberikan 4 alternatif pengolahan yang akan digunakan pada IPA baru. Dengan analisis metode terpilih menggunakan AHP, alternatif terbaik yang digunakan adalah alternatif 4. Perhitungan dimensi tiap unit didasarkan pada kriteria desain dan asumsi yang dapat digunakan pada perencanaan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah unit aerasi yang digunakan sebanyak 1 buah, unit filtrasi yang digunakan sebanyak 3 buah, unit filtrasi yang digunakan sebanyak 1 buah, unit disinfeksi yang digunakan sebanyak, reservoir yang digunakan sebanyak 2 buah, dan sludge drying bed yang digunakan sebanyak 3 buah. Total luas lahan minimum yang diperlukan pada pembangunan IPA baru sebesar 2313 m2. Biaya investasi yang diperlukan dalam pembangunan IPA Lae Mbulan sebesar Rp 6.236.541.000 dengan besarnya biaya operasional sebesar Rp 647.720.460 pertahun. Analisis ekonomi menggunakan IRR menunjukkan bahwa proyek peningkatan kapasitas IPA layak dilakukan.