Perkembangan bisnis perusahaan umumnya diikuti dengan kenaikan dari
pendapatan perusahaan. Namun untuk mencapai pendapatan diperlukan
penjualan yang memerlukan biaya modal seperti beban pokok penjualan, beban
gaji, dan beban lain-lainnya. Biaya modal ini pada umumnya adalah biaya yang
terlebih dahulu dikeluarkan perusahaan dibandingkan dengan penerimaan.
Dampak dari biaya modal yang dikeluarkan terlebih dahulu, terkadang
perusahaan tidak memiliki modal yang cukup untuk mendanai kegiatan
operasional mereka dikarenakan keterbatasan modal.
PT KCE adalah perusahaan forwarding International dalam industri logistic
ekspor dan impor, perusahaan ini masih bersifat kecil menengah dan memiliki
keterbatasan modal. Dalam 5 tahun terakhir perusahaan ini terus mengalami
kenaikan penjualan dari tahun ke tahun. Namun, dikarenakan keterbatasan modal,
perusahaan tidak dapat memenuhi semua permintaan dari customer dikarenakan
mahalnya beban pokok penjualan yang tinggi. Selain itu dalam industri ini
keuntungan yang dihasilkan perusahaan sangat tipis sehingga perusahaan
cenderung menghindari pinjaman bank dalam mendanai kegiatan operasional
mereka.
Dalam kegiatan operasional perusahaan ini juga mengalami adanya selisih waktu
penerimaan uang dari pelanggan yang cenderung lebih lama dibandingkan selisih
waktu pembayaran. Dampaknya walau perusahaan terlihat memiliki likuiditas
yang tinggi, perusahaan tetap tidak dapat menerima semua permintaan pelanggan
dikarenakan asset yang dimiliki perusahaan adalah piutang. Hal ini juga
diperparah dikarenakan bisnis logistik di Indonesia memiliki penjualan musiman
yang tergantung pada kegiatan ekonomi secara global. Dalam musim penjualan
yang tinggi perusahaan cenderung tidak memiliki kas sedangkan dalam musim
penjualan yang rendah perusahaan memiliki kas yang banyak namun tidak
produktif. Namun, jika perusahaan memutuskan untuk menginvestasikan uangnya
untuk ekspansi, saat ini perusahaan tidak memiliki perhitungan kas yang
diperlukan untuk mengambil semua potensi pendapatan di masa depan.