ADVAN DWI PRAYUDA.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri tekstil memiliki peran strategis mulai dari penyerapan tenaga kerja sampai
nilai ekspor yang tinggi, dengan Kota Bandung sebagai salah satu ikonnya.
Komoditas ekspor di kota Bandung selama 2018-2021 mencapai $82,3 juta, yang
mana berdampak buruk juga ke lingkungan. Dari total sampah tekstil, 88% berakhir
di TPA dan insinerator, serta diproyeksikan meningkat 68% pada tahun 2030 jika
tetap mempertahankan business as usual. Timbulan sampah tekstil pasca konsumsi
di Kota Bandung berdasarkan penelitian ini mencapai 19,87 Gg/tahun dan
diprediksi mencapai 21,75 Gg/tahun pada tahun 2030. Pengelolaannya saat ini
bertumpu pada pengelolaan individual dalam ranah reuse & recycle (69,27%) dan
sisanya (30,73%) dibuang ke TPA, sungai, serta dibakar. Untuk mencapai target
NDC Indonesia 2030, Kota Bandung bisa menerapkan solusi, yakni mencegah
kegiatan membakar dan membuang ke sungai, meningkatkan pemilahan sampai
20% untuk diolah menjadi produk tekstil baru, dan penambahan insinerator dengan
target mengolah 12% sampah dari Kota Bandung. Alternatif tersebut juga
berdampak pada penghematan 144,5 miliar liter air, 9,256 ribu ton bahan kimia,
314,21 ton pewarna dan 355,6 m2
lahan TPA per tahunnya. Selain itu, peningkatan
reduce dan reuse, serta pemakaian bahan baku ramah lingkungan dari sampah
tekstil pasca konsumsi mampu menghemat 1,273 triliun rupiah per tahun dari biaya
produksi tekstil.