digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terumbu karang adalah ekosistem laut dengan keanekaragaman hayati tertinggi. Gangguan adalah komponen penting dalam terbentuknya struktur dan fungsi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dampak gangguan terhadap kesehatan terumbu karang. Penelitian ini dilakukan di Pulau Pahawang dan Teluk Kalianda, Selat Sunda. Terdapat tiga stasiun pengamatan di Pulau Pahawang dengan nama Taman Nemo (TN), Cukuh Bedil (CB), dan Gosong Pahawang (GP). Teluk Kalianda (KL) hanya memiliki satu stasiun pengamatan. Pengambilan data komunitas bentik dilakukan dengan Photo Line Intercept Transect (PLIT) pada kedalaman satu, tiga, dan lima meter. Parameter fisika dan kimia perairan yang diamati adalah DO, pH, suhu, kecerahan, kekeruhan, TSS, salinitas, kandungan NH3, NO2, NO3, PO4, Pb, Cu, Cd, dan Hg. Karakterisasi gangguan terumbu karang dilakukan melalui pengamatan visual, studi literatur, citra satelit, dan wawancara tidak terstruktur dengan metode open-ended question. Kesehatan terumbu karang ditentukan dari struktur dan komposisi komunitas bentik. Principal Component Analysis (PCA) digunakan dalam pengelompokan tingkat kesehatan dan respon komunitas bentik terumbu karang. Terkarakterisasi lima gangguan utama di Pulau Pahawang dan enam gangguan utama di Teluk Kalianda. Terdapat 68 total spesies dalam komunitas bentik Pulau Pahawang dan Teluk Kalianda. Terdapat enam karang Acropora, 45 karang non-Acropora, dua karang api, delapan invertebrata lainnya, dan tujuh jenis alga. KL memiliki keanekaragaman tertinggi dengan 53 spesies, TN memiliki keanekaragaman terendah dengan 15 spesies, CB memiliki 18 spesies, dan GP memiliki 22 spesies. Kesehatan terumbu karang di CB 5 m dan GP 3 m tergolong baik, TN dan KL 1 m tergolong buruk, dan sisanya pada kondisi cukup. Parameter fisika dan kimia air laut pada kondisi standar kecuali NO3 di Pulau Pahawang dan PO4 serta TSS di Teluk Kalianda. Hasil PCA menunjukkan empat cluser kesehatan dan respon komunitas bentik terumbu karang.