digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Catherine Christabel
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Catherine Christabel
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Catherine Christabel
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Catherine Christabel
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Catherine Christabel
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Catherine Christabel
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Catherine Christabel
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Catherine Christabel
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Kulit (periderm dan korteks) singkong (Manihot esculenta) merupakan bagian luar dari umbi singkong yang sering tidak digunakan, seperti pada industri tepung tapioka. Limbah kulit singkong merupakan 13% dari berat umbi singkong yang masih mengandung lignoselulosa, protein, dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai bahan baku produksi berbagai bioproduk, salah satunya adalah biokomposit berbasis miselium. Miselium jamur akan tumbuh pada substrat biokomposit dan mengikat keseluruhan biokomposit. Miselium jamur ini dapat diproduksi oleh beberapa jenis jamur, salah satunya adalah Ganoderma lucidum. Pada penelitian ini produksi biokomposit dilakukan dengan dua tahap fermentasi pada substrat dengan kadar air & kadar berat kering yang konstan masing-masing sebesar 65% dan 35%. Dari kandungan berat kering substrat sebesar 35%, persentasi berat kulit singkong dan serbuk kayu adalah sebesar 80% dengan rasio berat kulit singkong terhadap serbuk gergaji yang divariasikan sementara persentase berat tepung tapioka dan pollard adalah tetap masing-masing sebesar 5% dan 15%. Fermentasi I dilakukan untuk menumbuhkan jamur pada substrat, sementara fermentasi II dilakukan untuk mewadahi pertumbuhan dan perkembangan miselium secara merata sehingga menghasilkan biokomposit dengan bentuk yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan rendemen, kadar air, kadar abu, kerapatan, dan absorbsi biokomposit pada variasi rasio berat kulit singkong (KS) terhadap serbuk kayu (SK) sebesar 30:50; 40:40; 50:30 dan rentang waktu fermentasi II 8, 12, dan 16 hari. Rendemen biokomposit yang diperoleh bervariasi pada kisaran antara 78,5 - 86,66%. Kadar air biokomposit cenderung menurun dengan kenaikan rasio berat KS/SK dan kenaikan waktu fermentasi II. Kadar abu biokomposit cenderung menurun dengan kenaikan rasio berat KS/SK dan kadar abu cenderung meningkat dengan kenaikan waktu fermentasi II. Kerapatan biokomposit cenderung menurun dengan kenaikan rasio berat KS/SK dan kenaikan waktu fermentasi II. Pada rasio berat KS/SK sebesar 50:30 kerapatan cenderung stabil pada 0,15 – 0,16 g/mL. Absorbsi air biokomposit beragam dan berkisar antara 260,18 – 325,29%.