Online travel agency (OTA) adalah platform yang memungkinkan
konsumen untuk meneliti dan memesan produk dan layanan perjalanan, termasuk
hotel, penerbangan, mobil, tur, kapal pesiar, aktivitas, dan lainnya secara online.
Meskipun pandemi COVID-19 mengguncang sektor pariwisata, Indonesia
sebagai salah satu destinasi wisata favorit di dunia telah mempercepat proses
vaksinasi sehingga menjadi momentum yang baik bagi kebangkitan sektor
pariwisata nasional. Kondisi tersebut menyebabkan kembalinya persaingan yang
ketat antar OTA, dimana setiap perusahaan OTA harus memperkuat bisnisnya
dengan meningkatkan dan menciptakan layanan baru untuk memenangkan pasar.
Tiket.com, salah satu pemain OTA terkemuka di Indonesia, ingin mendapatkan
pangsa pasar dengan melakukan diversifikasi layanan ke transportasi umum darat
paling umum di Indonesia, tiket bus dan shuttle. Penelitian ini
merekomendasikan strategi bisnis yang efektif bagi tiket.com dalam meluncurkan
layanan bus dan shuttle.
Langkah pertama adalah dengan memplejari perilaku konsumen yang
loyal dalam membeli tiket bus dan shuttle di OTA. Peneliti menggunakan studi
literatur dan kualitatif untuk membuat sebuah model yang divalidasi dengan
survey terhadap 273 reponden, hasil survey kemudian dianalisa menggunakan
metode statistik SEM-PLS. Selanjutnya, peneliti menganalisa situasi bisnis di
lingkungan makro dan mikro industri bus dan shuttle. Untuk analisis eksternal,
PESTEL dan Porter's five forces digunakan untuk menemukan dan mengevaluasi
faktor lingkungan makro yang dapat mempengaruhi bisnis. Peneliti menggunakan
metode analisis pesaing terhadap dua pesaing besar, Redbus dan Traveloka. Para
peneliti terus menganalisis situasi bisnis internal menggunakan kombinasi
kerangka kerja Resource Based-View dan VRIO. Dari hasil analisis eksternal dan
internal, peneliti menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman tiket.com dalam meluncurkan produk bus dan
shuttle. Terakhir, peneliti merekomendasikan strategi bisnis tiket.com untuk
memenangkan pasar bus dan shuttle berdasarkan pertanyaan sebelumnya dengan
menggunakan analisis TOWS. Akhirnya, peneliti menerapkan matriks prioritas
untuk mendapatkan prioritas untuk setiap proyek yang direncanakan.