Perpustakaan Digital ITB

Selama pandemi Covid-19, dunia diperhadapkan kepada dua dilema: masalah ekonomi dan masalah kesehatan. Pembatasan aktivitas karena masalah kesehatan turut mempengaruhi ekonomi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Covid-19 lebih berdampak pada perempuan daripada laki-laki, sebagian besar perempuan bekerja di sektor formal dan memaksa mereka kehilangan penghasilan. Jika resiko yang dihadapi perempuan ini tidak ditangani secara aktif, krisis Covid-19 kemungkinan akan memperluan ketidaksetaraan gender yang sudah ada, termasuk hilangnya mata pencaharian, ancaman seksual, beban perawatan dan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan dirumah. Pemerintah dapat membantu memulihkan situasi ini dengan menyuntikkan beberapa stimulus untuk memberikan bantuan sosial bagi mereka yang terkena dampak Covid-19. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan beberapa program bantuan selama Covid-19 seperti: Bantuan sembako, bantuan sosial tunai, subsidi listrik, kartu pra-kerja dan subsidi gaji karyawan. Data Terpadu Kesejathteraan Sosial (DTKS) telah menjadi dasar untuk menyalurkan bantuan sosial kepada keluarga dan individu tertentu selama pandemi, namun bergantung sepenuhnya pada database terbukti menjadi tantangan karena tidak diperbarui secara berkala dan DTKS belum dapat dioperasikan dengan database NIK lainnya. Indonesia dengan penetrasi internet mencapai 67% dan inklusi keuangan yang menjadi tantangan utama membuat lahan untuk inovasi fintech terbuka luas. Fintech bertujuan mempercepat digitalisasi dan memfasilitasi keuangan termasuk inklusi dan literasi keuangan. Dalam penelitian ini, desain produk untuk fintech dibuat dengan metode proposisi nilai dan diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah utama, yaitu tentang efektivitas bantuan sosial, percepatan digitalisasi dan inklusi & literasi keuangan. Dengan mengamati calon-calon pengguna, kita dapat melihat ‘pain and gain’ dari aktivitas yang kita fokuskan dan hasilnya menciptakan nilai yang mendukung karakteristik produk.