ABSTRAK Jessica Rikanti Tawekal
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER_Jessica Rikanti.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB I_Jessica Rikanti.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB II_Jessica Rikanti.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB III_Jessica Rikanti.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB IV_Jessica Rikanti.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB V_Jessica Rikanti.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB VI_Jessica Rikanti.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Jessica Rikanti Tawekal
PUBLIC Irwan Sofiyan LAMPIRAN_Jessica Rikanti.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan
Metode Working Stress Design (WSD) yang diadopsi pada kode standar API RP2A
WSD sudah lama digunakan untuk desain jacket platform di Indonesia dan terbukti
mumpuni. Namun saat ini para ahli industri sudah mulai beralih untuk menggunakan
metode Load and Resistance Factor Design (LRFD), di mana metode ini dinilai lebih
rasional untuk digunakan karena menerapkan faktor keamanan pada beban dan
tahanan struktur secara parsial. Faktor keamanan parsial ini menunjukkan bahwa
metode LRFD mempertimbangkan variabilitas dari masing-masing beban dan tahanan
struktur. Sehingga, metode LRFD memberikan keandalan yang lebih konsisten
daripada metode WSD yang hanya menggunakan faktor keamanan tunggal. Saat ini
kode standar ISO 19902 merupakan kode standar terbaru yang mengadopsi metode
LRFD, sedangkan API RP2A WSD adalah kode standar terbaru yang mengadopsi
metode WSD.
Faktor beban lingkungan yang tercantum pada ISO 19902 saat ini merupakan hasil
kalibrasi terhadap Teluk Meksiko dan Laut Utara, di mana berdasarkan pengolahan
data yang dilakukan di penelitian, variabilitas tinggi gelombang di Teluk Meksiko
dapat mencapai 40% sedangkan di perairan sekitar Madura hanya berkisar hingga
22%. Adanya perbedaan variabilitas ini menunjukkan bahwa faktor beban lingkungan
yang tercantum di ISO 19902 perlu dikalibrasikan terhadap perairan Indonesia.
Apabila faktor yang tercantum di ISO 19902 saat ini diterapkan di perairan Indonesia,
desain struktur yang dihasilkan akan menjadi lebih boros karena faktor beban
lingkungan yang digunakan mengakomodasi keacakan beban lingkungan yang lebih
tinggi dari yang seharusnya.
ISO 19902 menyatakan bahwa faktor beban lingkungan yang bergantung pada kondisi
geografis ini perlu dikalibrasi dengan metode yang berbasis keandalan. Dalam
kalibrasi faktor beban lingkungan, ada sebuah nilai target keandalan yang harus
dicapai menurut ISO 19902; yaitu keandalan yang bergantung pada tingkat
konsekuensi kegagalan struktur atau berdasarkan metode lain yang sudah terbukti
layak atau mumpuni untuk digunakan. Pada penelitian disertasi ini, dipilih keandalan
dari struktur desain API RP2A WSD yang sudah lama dipraktikkan di Indonesia
sebagai target keandalan.
Penelitian ini merupakan penelitian korelatif dengan kombinasi pendekatan kuantitatif
dan kualitatif, serta menggunakan teknik simulasi dalam pengolahan datanya.
Penelitian disertasi mengambil data lingkungan pada perairan sekitar Madura yang
merupakan wilayah kerja migas (minyak dan gas) saat ini. Flare platform kaki 3 dan
wellhead platform kaki 4 tipe terpancang akan digunakan untuk studi kalibrasi. Data
parameter lingkungan diambil dari basis data sekunder bernama SEAFINE. SEAFINE
menyediakan data per jam untuk angin dan gelombang selama 60 tahun, dan data per
jam untuk arus selama 20 tahun.
Penelitian ini diawali dengan dilakukannya analisis statistik untuk data tinggi
gelombang, kecepatan arus, dan juga kecepatan angin. Hasil analisis statistik
menunjukkan jenis distribusi lognormal atau normal dapat menggambarkan keacakan
data angin, gelombang, dan arus dengan baik, berdasarkan hasil pengujian K-S.
Penggunaan jenis distribusi lognormal dan normal ini akan membuat estimasi
parameter desain menjadi lebih konservatif dan analisis keandalan dapat dilakukan
dengan lebih mudah.
Setelah itu, struktur akan didesain berdasarkan kriteria yang tertera pada ISO 19902
dan API RP2A WSD. Dari desain struktur yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa
desain flare platform didominasi oleh gaya lingkungan di semua lokasi penelitian dan
hanya wellhead platform di Laut Jawa yang desainnya didominasi oleh gaya
lingkungan. Beban topside yang besar pada wellhead platform dan kedalaman perairan
yang lebih dangkal di Selat Madura membuat desain wellhead platform di Selat
Madura lebih didominasi oleh gaya berat struktur.
Keandalan pada mode kegagalan tegangan ¬in-place pada komponen dipilih karena
faktor beban lingkungan merupakan faktor yang memang akan diterapkan pada
analisis in-place. Selain itu, ada juga keandalan pada mode kegagalan keruntuhan
plastis yang dilakukan untuk mengamati efek komponen redundan pada desain fase
in-place terhadap keruntuhan struktur secara global. Pada analisis keandalan, tegangan
luluh dan modulus elastisitas diasumsikan menjadi variabel acak pada tahanan
struktur. Tinggi gelombang dan kecepatan arus dijadikan sebagai variabel acak pada
beban lingkungan, sedangkan kecepatan angin dijadikan sebagai variabel
deterministik karena pengaruhnya yang sangat sedikit terhadap desain struktur jacket.
Proses kalibrasi dilakukan sampai didapatkan nilai faktor beban lingkungan ISO
19902 yang memberikan desain struktur dengan nilai keandalan yang serupa dengan
struktur yang didesain menggunakan API RP2A WSD. Hasil kalibrasi di perairan
sekitar Madura untuk kedua jenis platform menunjukkan bahwa direkomendasikan
faktor beban lingkungan sebesar 1.23 berdasarkan kegagalan komponen dan 1.25
berdasarkan kegagalan keruntuhan plastis. Pada akhirnya disimpulkan faktor beban
lingkungan sebesar 1.25 agar desain jacket platform di perairan sekitar Madura
menghasilkan keandalan yang sama atau lebih besar dari keandalan struktur desain
API RP2A WSD.