digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fajar Arjupen Siboro
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Bandara Internasional Kualanamu adalah bandara terbesar ketiga dan kedua tersibuk di Indonesia yang melayani sekitar 16 – 18 ribu penumpang pertahun. Letak Pantai Timur Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka mengindikasikan adanya interaksi antara atmosfer di daratan Pantai Timur Sumut dengan atmosfer di perairan Selat Malaka yang terepresentasikan melalui terjadinya sirkulasi angin darat – angin laut di Pantai Timur Medan yang menjadi salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis dan prakiraan cuaca di wilayah Pantai Timur Sumut. Informasi cuaca sangat dibutuhkan dalam operasi penerbangan, karena terkait dengan kelancaran pesawat mulai take-off sampai landing serta kelesamatan penerbangan. Penelitian ini memfokuskan terhadap 3 faktor Meteorologi yang penting dalam proses lepas landas (take-off) juga pendaratan (landing) yaitu data angin, curah hujan, dan jarak pandang. Data angin diolah menggunakan aplikasi WRPLOT dan dilakukan perhitungan persentase komponen angin. Komponen angin tersebut merupakan headwind (angin dari arah depan), tailwind (angin dari arah belakang), dan crosswind (angin silang). Data curah hujan dan jarak pandang diolah dan dihasilkan persentase kejadian dibawah batas aman penerbangan. Penelitian terkait komponen angin, curah hujan, dan jarak pandang di landas pacu Bandara Internasional Kualanamu menggunakan data tiap jam Stasiun Meteorologi Kualanamu sejak tahun 2013 hingga 2022. Dengan mengacu landas pacu R23 sebagai arah pendaratan (landing) diketahui bahwa komponen headwind memiliki prosentase kejadian lebih besar pada musim MAM sedangkan tailwind pada musim DJF. Dari perhitungan komponen angin secara keseluruhan, persentase data angin yang mempunyai komponen headwind sebesar 26.1%, tailwind sebesar 24,6%. komponen crosswind yang berasal dari arah kiri sebesar 25,3% dan dari arah kanan sebesar 24%. Penelitian ini menunjukkan bahwa curah hujan termasuk dalam kategori menengah yang berkisar 100 – 200 mm/bulan dengan sebanyak 25.8% jarak pandang dibawah batas ambang dari keseluruhan data