digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Willy Cahyadhiputra Gunawan
PUBLIC Alice Diniarti

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan populasi yang cukup tinggi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan air mutlak karena hampir semua kegiatan manusia memerlukan air. Bendungan dapat menimbulkan potensi bahaya bencana salah satunya banjir jika terjadi keruntuhan pada tubuh bendungan. Bendungan Pelosika merupakan salah satu bendungan yang direncanakan oleh BWS Sulawesi IV dengan volume tampungan sebesar 822.56 juta m3. Bendungan Pelosika direncanakan dapat mensuplai areal irigasi seluas 20 ribu ha, suplai air baku 750 liter/detik, PLTA 2 x 10.5 MW. Seiring berkembangnya daerah hilir bendungan maka perlu adanya kajian indeks risiko bahaya banjir akibat keruntuhan bendungan dalam upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Pemodelan hidrograf banjir akibat keruntuhan bendungan menggunakan HEC-HMS menghasilkan kondisi ekstrim pada skenario overtopping dengan debit puncak sebesar 56719.7 m3/s. Genangan akibat keruntuhan bendungan dimodelkan menggunakan HEC-RAS, dimana luas genangan yanmg terjadi akibat skenario piping bawah seluas 38225.13 ha. Hasil akhir yang diperoleh adalah peta indeks risiko dimana terdapat 177 desa tergenang di Kabupaten Konawe dan 30 desa tergenang di Kabupaten Konawe Selatan. Berdasarkan hasil analisis indeks risiko bahaya banjir yang mengacu kepada perka BNPB, diperoleh 194 desa termasuk kedalam kategori risiko tinggi dan 13 desa termasuk kedalam kategori indeks risiko sedang.