digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan NSK merupakan salah satu lapangan minyak yang termasuk dalam kontrak kerja sama (KKS) yang dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia, tepatnya berada dalam Blok Rokan dan merupakan salah satu lapangan yang menghasilkan migas berat di Cekungan Sumatra Tengah. Struktur di Lapangan NSK berbentuk antiklin tersesarkan yang memanjang dengan arah utara ? selatan dan timurlaut ? baratdaya. Di bagian timur lapangan ini dibatasi oleh sesar geser, serta terbagi menjadi area utara dan selatan yang terpisahkan oleh struktur pelana (sadle) dan sesar. Lapangan NSK memiliki mayoritas sisa cadangan pada Formasi Duri, sedangkan minoritas pada Formasi Bekasap, Bangko, dan Menggala. Penelitian ini membahas mengenai model geomekanika satu dimensi pada sumur-sumur yang terdapat di Lapangan NSK untuk dapat mengetahui kondisi tegasan di tempat (in-situ stress) yang akan mempengaruhi kestabilan lubang bor di Lapangan NSK. Model geomekanika satu dimensi terdiri dari lima komponen yakni in-situ principal stress atau tegasan utama di tempat berupa SHmaks = S1, Sv = S2, dan Shmin = S3 (yang terdiri dari besaran dan arah), tekanan pori, properti elastik, dan kekuatan batuan. Berdasarkan model geomekanika satu dimensi yang telah dilakukan, rezim tektonik yang bekerja saat ini pada sumur-sumur di Lapangan NSK berada dalam rezim sesar geser (strike- slip) dengan SHmaks > Sv > Shmin. Gradien tegasan vertikal (Sv) memiliki nilai dengan rentang 0,77–0,93 psi/kaki, sedangkan gradien tegasan horizontal minimum (Shmin) adalah 0,69–0,80 psi/kaki, dan gradien tegasan horizontal maksimum (SHmaks) adalah 0,86–1,17 psi/kaki. Pada sumur NSK-86, rentang gradien SHmaks adalah 23 ? 26 ppg atau 1,19 ? 1,35 psi/kaki dengan arah NE ? SW, dan Shmin berarah NW ? SE. Analisis terhadap model geomekanika satu dimensi terhadap kestabilan lubang bor menunjukkan berat lumpur yang aman digunakan sebesar 11,33 ppg pada permukaan hingga puncak Duri B (Formasi Duri), 10,77 ppg pada Duri B sampai puncak Duri C (Formasi Duri), 9,46 ppg pada Duri C sampai puncak Duri D (Formasi Duri), 7,98 ppg untuk Duri D (Formasi Duri) sampai puncak Formasi Bekasap, dan terakhir 7,14 ppg pada Formasi Bekasap hingga total kedalaman.