digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Indah Pratiwi
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Indah Pratiwi
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Indah Pratiwi
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Indah Pratiwi
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Indah Pratiwi
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Indah Pratiwi
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Indah Pratiwi
PUBLIC Resti Andriani

Timbal (Pb) dan seng (Zn) dihasilkan dari mineral galena (PbS) dan sfalerit (ZnS) Hasil proses konsentrasi kedua bijih tersebut dipengaruhi oleh karakteristik produk grinding yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya tipe media grinding dan kondisi proses. Penelitian ini mempelajari pengaruh proses grinding menggunakan media bola keramik (ceramic ball) dan media bola besi (steel ball) yang dilakukan dalam kondisi kering dan basah terhadap kinetika grinding dan karakteristik distribusi ukuran butir bijih sulfida kompleks galena-sfalerit. Proses grinding bijih berukuran P100 6# (3,36 mm) dengan variasi media bola keramik dan bola besi dalam kondisi kering dan basah selama 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit. Produk tiap variasi grinding diayak basah dan partikel bijih hasil pengayakan berukuran -200# (-75?m) dianalisis menggunakan LDPSA untuk mendapatkan data distribusi ukuran butir. Model persamaan kinetika grinding Alyavdin digunakan untuk mempelajari pengaruh variasi grinding terhadap perilaku kinetika grinding bijih. Distribusi ukuran butir dan karakteristiknya yang terdiri dari indeks keseragaman, modulus ukuran dan fractal dimension dari tiap produk variasi grinding dipelajari menggunakan model persamaan logistic, Rosin- Rammler (RR) dan Gates-Gaudin-Schuhmann (GGS). Pengamatan equivalent particle size (EPS) dan specific surface area (SSA) dilakukan terhadap produk variasi grinding berukuran -200# (-75?m). Variasi grinding menggunakan bola besi dalam kondisi kering merupakan kondisi paling efektif dalam mereduksi ukuran bijih sulfida kompleks galena-sfalerit, ditunjukkan oleh laju penggerusan tinggi, %berat kumulatif lolos tinggi, modulus ukuran rendah, indeks keseragaman tinggi, partikel halus tinggi dan nilai SSA tinggi. Media bola besi lebih efektif dalam mereduksi ukuran bijih dibanding media bola keramik baik dalam kondisi kering maupun basah. Grinding menggunakan bola keramik kondisi basah lebih baik dibandingkan kondisi kering, sebaliknya grinding menggunakan bola besi kondisi kering lebih baik dibandingkan kondisi basah. Model kinetika grinding Alyavdin dapat menggambarkan perilaku kinetika grinding bijih sulfida kompleks galena sfalerit. Distribusi ukuran butir produk variasi grinding menggunakan bola keramik dalam kondisi basah dan kering mengikuti model persamaan Rosin-Rammler sedangkan grinding menggunakan bola besi mengikuti model persamaan logistic.