digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

BAB 7 Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Suryadi Wibowo
PUBLIC Resti Andriani

Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan dalam perekonomian Indonesia. Sumatera Selatan dengan cadangan minyak, gas, dan batubara yang melimpah justru mengalami pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil dan memiliki tren pertumbuhan yang negatif dari tahun 2001 hingga tahun 2021. Kondisi tersebut menunjukkan gejala/potensi terjadinya resource curse di Provinsi Sumatera Selatan melalui sektor pertambangan dan penggalian. Dimana resource curse merupakan fenomena yang menunjukkan kondisi suatu negara atau daerah dengan kelimpahan sumber daya alam justru mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif ataupun lambat. Berdasarkan estimasi regresi data panel dapat diketahui bahwa variabel PDRB sektor pertambangan memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap variabel pertumbuhan PDRB. Selain sektor pertambangan, sektor pertanian, dan konstruksi juga memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Namun, sektor industri pengolahan memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Sumatera Selatan berpeluang untuk terjadinya resource curse melalui sektor pertambangan, pertanian, dan konstruksi tetapi masih bisa terhindar dari gejala tersebut melalui sektor industri pengolahan. Jika dilihat dari perubahan multiplier outputnya antara tahun 2006 dan 2016, sektor pertambangan mengalami peningkatan sebesar 31 %. Nilai tersebut menunjukkan pemerintah Sumatera Selatan hingga saat ini masih menjadikan sektor pertambangan menjadi sektor andalan pada struktur perekonomian. Analisis hubungan antara backward dan forward linkage menunjukkan bahwa sektor industry pengolahan menjadi sektor kunci pada perekonomian sedangkan sektor pertambangan, pertanian, dan konstruksi termasuk kedalam sektor petonsial yang masih bisa dikembangkan. Oleh karena itu, agar Provinsi Sumatera Selatan dapat terbebas dari gejala resource curse maka pemerintah Sumatera Selatan harus mengembangkan sektor industri pengolahan berbasis sektor pertanian dan pertambangan.