digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Syafrianita SF
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Syafrianita SF
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Syafrianita SF
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Syafrianita SF
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Syafrianita SF
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Syafrianita SF
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Syafrianita SF
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 7 Syafrianita SF
PUBLIC Yoninur Almira

Perdagangan bebas di era globalisasi telah membawa perubahan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi aktivitas rantai pasok. Bahan baku untuk memenuhi kebutuhan industri tidak hanya dipasok dari dalam negeri namun juga berasal dari luar negeri. Bahan baku yang berasal dari luar negeri membutuhkan tempat penyimpanan sebelum digunakan oleh industri. Pusat logistik berikat merupakan tempat penimbunan berikat untuk menyimpan barang yang berasal dari luar daerah pabean maupun dalam daerah pabean dengan berbagai fasilitas yang diberikan oleh pemerintah seperti penangguhan bea masuk dan masa penyimpanan hingga tiga tahun. Pusat logistik berikat merupakan fasilitas strategis yang memainkan peran penting dalam sistem logistik, karena itu efisiensi pengelolaannya sangat tergantung pada lokasi. Pemilihan lokasi pusat logistik berikat masih menjadi isu yang sering dibicarakan, lebih kompleks karena melibatkan pemangku kepentingan. Pemilihan lokasi pusat logistik berikat mempertimbangkan kriteria yang bersifat subjektif dan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pengambilan keputusan seleksi lokasi pusat logistik berikat pendukung industri besar. Sebuah metodologi fuzzy multi criteria decision making membantu memperoleh keputusan yang efektif. Pendekatan fuzzy memungkinkan deskripsi yang lebih akurat tentang proses pengambilan keputusan dengan input preferensi manusia yang bersifat samar. Namun sejauh ini masih jarang penelitian yang megkombinasikan teknik fuzzy untuk pembobotan kriteria dan pemilihan alternatif lokasi pusat logistik. Penelitian ini mengkombinasikan Fuzzy AHP dan Fuzzy TOPSIS untuk memilih lokasi pusat logistik berikat pendukung industri besar di Jawa Barat. Input utama penerapan model pengambilan keputusan multi kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner responden ahli. Kriteria dan subkriteria diperoleh berdasarkan hasil focus group discussion yang melibatkan unsur akademisi, bisnis, dan pemerintah. Untuk mengatasi persepsi ahli yang bersifat samar, digunakan variabel lingustik dan triangular fuzzy number. Alternatif lokasi pusat logistik berikat dalam struktur hierarkhi diperoleh secara deskriptif berdasarkan tinjauan literatur kawasan industri di Jawa Barat.ii Pembobotan kriteria dan subkriteria pemilihan lokasi pusat logistik berikat menggunakan metode Fuzzy AHP. Pendekatan Fuzzy AHP memungkinkan penjabaran yang lebih akurat terhadap proses pengambilan keputusan dengan menggunakan rasio perbandingan. Sedangkan penentuan preferensi lokasi pusat logistik berikat menggunakan metode Fuzzy TOPSIS. Pendekatan Fuzzy TOPSIS mampu mempertimbangkan sejumlah alternatif dan kriteria yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Integrasi Fuzzy AHP dan Fuzzy TOPSIS dalam riset ini memberikan representasi yang lebih tepat dari hubungan antar kriteria dan alternatif yang mendukung proses pengambilan keputusan yang kompleks pada pemilihan lokasi pusat logistik berikat pendukung industri besar. Hasil yang diperoleh menggunakan metode Fuzzy AHP, kriteria dengan nilai bobot akhir tertinggi sampai terendah adalah kriteria regulasi, aksesibilitas, biaya, kondisi properti, layanan infrastruktur, dan pertumbuhan ekonomi. Riset ini memberikan kontribusi pada kerangka konseptual pemilihan lokasi pusat logistik berikat dengan regulasi sebagai kriteria yang dipertimbangkan. Berdasarkan nilai preferensi pada teknik fuzzy TOPSIS urutan perangkingan lokasi pusat logistik berikat adalah kawasan industri Jababeka, kawasan industri MM2100, kawasan industri East Jakarta Industrial Park, dan kawasan industri Marunda Center. Penelitian ini memberikan implikasi terhadap kebijakan pusat logistik berikat. Bagi peyelenggara pusat logistik berikat penting memperhatikan lokasi pusat logistik berikat yang selaras dengan pengaturan ruang dan wilayah. Implikasi pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan kelompok penyedia jasa angkutan barang dalam proses pengambilan keputusan seleksi lokasi pusat logistik berikat.