digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN Muhammad Asfihan Nur Arifin
PUBLIC Yoninur Almira

JURNAL Muhammad Asfihan Nur Arifin
Terbatas  Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan

Pembangunan lokal adalah refleksi kemampuan lokalitas dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya secara mandiri maupun melalui intervensi eksternal berorientasi kepentingan lokal melalui optimasi sumber daya kolektif sebagai modal lokal pada interaksi sinergis produktif antar elemen kearah perbaikan dan peningkatan kualitas hidup di segala aspek dan dimensi pembangunan. Keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan lokal terkait erat dengan dinamika kawasan yang mendukung keterhubungan intra dan ekstra-lokal serta konstelasi kewilayahan melalui kebijakan yang berpihak. Keadaan ideal tersebut memicu perdebatan konsepsi teoritis normatif dalam perspektif kontekstual situasi dan kondisi lokal yang beragam, adanya perbedaan pemahaman dan orientasi kebijakan menjadikan strategi pembangunan lokal tidak dapat di adopsi dalam semua keadaan bahkan cenderung mengabaikan realitas empiris adanya dinamika internal dan eksternal yang berpengaruh pada keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan lokal. Perspektif kontekstualitas secara empiris digambarkan pada pembangunan lokal di kawasan perbatasan melalui kerangka kerjasama perbatasan (cross-border cooperation) melalui intervensi top-down kebijakan yang diarahkan untuk menjadi kawasan kompetitif (competitive zones) berimplikasi pada karakteristik perbatasan yang terbuka (transborder region – borderless) mendorong keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan lokal disepanjang kawasan perbatasan sementara bentuk diluar kerangka kerjasama perbatasan muncul melalui inisiatif lokal memanfaatkan kerekatan sosial kultur, kesamaan tujuan dan kepentingan kolektif menjadikan karakteristik perbatasan permeable (permeable-border region) muncul dalam bentuk pembangunan berbasis masyarakat, informalitas dan tradisional. Pada kawasan perbatasan kaku/rigid cenderung tertutup (closed-border region) menunjukkan bentuk pembangunan lokal melalui aktifitas dan interaksi lintas-batas belum banyak diungkap secara empiris dan fenomena tersebut muncul di perbatasan, untuk itu pertanyaan penelitian yang diajukan pada penelitian ini adalah “Bagaimana bentuk pembangunan lokal di dalam Dinamika kawasan perbatasan tertutup (closed – border region)?” melalui pengungkapan hubungan interaksi danii menjelaskan bentuk yang muncul dipermukaan dan di konstruksi kedalam kerangka konseptual adalah menjadi maksud dan tujuan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif induktif dengan paradigma constructivism-postmodernism, untuk mendukung pendekatan digunakan grounded theory method constructivism, dengan lokus pengamatan refleksi lokal Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, Indonesia di Kawasan Perbatasan Kalimantan Indonesia dan Malaysia. Lokasi penelitian secara empiris menunjukkan fenomena bentuk pembangunan lokal pada keadaan perbatasan tertutup (closed – border region) kontras terhadap fluiditas dan intensitas interaksi lintas-batas yang dinamis. Jejaringan sosial, perdagangan informal dan kewirausahaan lokal dijelaskan berpengaruh pada pembangunan lokal di kawasan perbatasan, konsep tersebut dijadikan konsep awal yang bersifat umum terbuka (broad concept) sebagai titik awal kepentingan empiris mendekati substansi penelitian, melalui observasi, wawancara (in-depth interview), pencatatan (memoing) dan perekaman audiovisual (recording), kodefikasi (coding), kategorisasi (categorizing) dan perbandingan secara konstan (comparative constant) hingga dicapai kejenuhan kategori (saturation) sebagai proses konstruksi bangunan teoritis (theory building). Hasil penelitian ini mengkonfirmasi dan mengisi gap perdebatan konseptual pembangunan lokal dalam perspektif kontekstualitas situasi dan kondisi lokal dengan kontribusi penelitian meliputi (1) kebaruan pada pengungkapan bentuk hubungan dan interaksi aspek-aspek, orientasi arah dan dimensi beserta unsurunsurnya, (2) kebaruan kerangka konseptual sebagai kontribusi pada teori perencanaan substantif bentuk pembangunan lokal di kawasan perbatasan tertutup (closed – border region), implikasi hasil penelitian terhadap praktek perencanaan sebagai elaborasi dan pembelajaran (lesson learned) atas temuan penelitian dan diskursus pemanfaatan grounded theory method constructivism dalam perencanaan pembangunan.