digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Pandemik Covid-19 telah membawa pengaruh positif dan menjadi katalis dalam memicu perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Masyarakat beradaptasi dengan lebih sering menggunakan peralatan elektronik untuk menggantikan aktivitas in-person; salah satunya dalam berbelanja. Beberapa bulan terakhir, industri teknologi dan startup di seluruh dunia juga sedang menghadapi periode yang sulit, yang dinamakan investor-winter, yang disebabkan oleh fenomena bubble burst karena ketidakmampuan mereka dalam mempertahankan laju pertumbuhan cepat mereka di masa lalu. Oleh karena itu, banyak platform online yang harus mengurangi pengeluaran marketing dengan cara memberikan lebih sedikit promo dan membebankan tambahan biaya kepada pelanggan mereka. Namun karena konsumen sudah dimanjakan dengan promo besar oleh platform selama ini, maka kondisi ini mungkin akan berpengaruh terhadap ketertarikan dan daya beli masyarakat dalam berbelanja online. Objektif dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik terhadap pendorong utama dan faktor-faktor yang memicu proses pembuatan keputusan konsumen dalam berbelanja online, terutama pada periode new normal pasca periode lockdown. Selain itu, untuk mendapatkan perspektif yang lebih baik terkait pengurangan stimulus marketing pada situasi investor-winter yang mungkin berpengaruh terhadap persepsi dan keinginan masyarakat untuk berbelanja online. Metodologi penelitian yang digunakan merupakan kombinasi antara pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner online dengan total sampel (n) yang terkumpul sebanyak 338 orang yang memiliki pengalaman berbelanja online di Indonesia. Data sekunder didapatkan melalui studi literatur dari penelitian lainnya yang berhubungan dengan perilaku berbelanja online sebelum dan sesudah pandemik, teori yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan oleh konsumen, dan artikel-artikel atau publikasi-publikasi dari sumber terpercaya. Penelitian ini menunjukan bahwa new normal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemauan konsumen dalam berbelanja online. Namun berbeda dengan periode lockdown, pada kondisi new normal konsumen lebih memiliki banyak opsi untuk berbelanja di channel lainnya juga. Sedangkan terkait stimulus marketing, pelanggan menyadari bahwa terdapat pengurangan promosi yang diberikan oleh platform online beberapa bulan terakhir. Pelanggan tetap akan membeli produk secara online, namun secara frekuensi akan berkurang dibandingkan dengan sebelumnya karena promosi masih menjadi pemicu besar bagi konsumen. Menanggapi pemicu pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja online ini, para pemilik bisnis dapat fokus kepada faktor-faktor lain yang memicu konsumen, seperti memperbaiki kualitas servis, memastikan ketersediaan stok, perencanaan variasi produk yang baik, dan explore lebih lanjut dalam mengembangkan engagement dengan pelanggan serta mengembangkan saluran penjualan. Karena perilaku konsumen akan terus berubah secara natural seiring berjalannya waktu, maka pemilik bisnis harus tetap updated dan relevan dengan perubahan perilaku dan faktor-faktor eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi proses pembuatan keputusan pelanggan.