COVER Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC  BAB 1 Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 2 Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 3 Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza BAB 4 Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza PUSTAKA Laurensia Anindita Dwiputri
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza
Pandemik Covid-19 telah membawa pengaruh positif dan menjadi katalis dalam memicu
perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Masyarakat beradaptasi dengan lebih sering
menggunakan peralatan elektronik untuk menggantikan aktivitas in-person; salah satunya dalam
berbelanja. Beberapa bulan terakhir, industri teknologi dan startup di seluruh dunia juga sedang
menghadapi periode yang sulit, yang dinamakan investor-winter, yang disebabkan oleh
fenomena bubble burst karena ketidakmampuan mereka dalam mempertahankan laju
pertumbuhan cepat mereka di masa lalu. Oleh karena itu, banyak platform online yang harus
mengurangi pengeluaran marketing dengan cara memberikan lebih sedikit promo dan
membebankan tambahan biaya kepada pelanggan mereka. Namun karena konsumen sudah
dimanjakan dengan promo besar oleh platform selama ini, maka kondisi ini mungkin akan
berpengaruh terhadap ketertarikan dan daya beli masyarakat dalam berbelanja online.
Objektif dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik terhadap
pendorong utama dan faktor-faktor yang memicu proses pembuatan keputusan konsumen dalam
berbelanja online, terutama pada periode new normal pasca periode lockdown. Selain itu, untuk
mendapatkan perspektif yang lebih baik terkait pengurangan stimulus marketing pada situasi
investor-winter yang mungkin berpengaruh terhadap persepsi dan keinginan masyarakat untuk
berbelanja online.
Metodologi penelitian yang digunakan merupakan kombinasi antara pengumpulan data primer
dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner online dengan total sampel (n) yang
terkumpul sebanyak 338 orang yang memiliki pengalaman berbelanja online di Indonesia. Data
sekunder didapatkan melalui studi literatur dari penelitian lainnya yang berhubungan dengan
perilaku berbelanja online sebelum dan sesudah pandemik, teori yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan oleh konsumen, dan artikel-artikel atau publikasi-publikasi dari
sumber terpercaya.
Penelitian ini menunjukan bahwa new normal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kemauan konsumen dalam berbelanja online. Namun berbeda dengan periode lockdown, pada
kondisi new normal konsumen lebih memiliki banyak opsi untuk berbelanja di channel lainnya
juga. Sedangkan terkait stimulus marketing, pelanggan menyadari bahwa terdapat pengurangan
promosi yang diberikan oleh platform online beberapa bulan terakhir. Pelanggan tetap akan
membeli produk secara online, namun secara frekuensi akan berkurang dibandingkan dengan
sebelumnya karena promosi masih menjadi pemicu besar bagi konsumen. Menanggapi pemicu
pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja online ini, para pemilik bisnis dapat fokus
kepada faktor-faktor lain yang memicu konsumen, seperti memperbaiki kualitas servis,
memastikan ketersediaan stok, perencanaan variasi produk yang baik, dan explore lebih lanjut
dalam mengembangkan engagement dengan pelanggan serta mengembangkan saluran penjualan.
Karena perilaku konsumen akan terus berubah secara natural seiring berjalannya waktu, maka
pemilik bisnis harus tetap updated dan relevan dengan perubahan perilaku dan faktor-faktor
eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi proses pembuatan keputusan pelanggan.