digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Temuan penambahan bahan kimia obat dalam jamu secara berkala terus bertambah, bahkan sekarang sudah ada jamu yang terdeteksi mengandung lebih dari satu bahan kimia obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode deteksi simultan beberapa bahan kimia obat dalam jamu pegal linu. Optimasi pengembangan metode analisis dilakukan mulai dari optimasi fase diam, fase gerak, preparasi sampel dan kondisi optimum analisis dengan alat CAMAG TLC Scanner. Selanjutnya hasil optimasi divalidasi yang meliputi akurasi, presisi (keterulangan, presisi antara), linieritas, penentuan batas deteksi dan batas kuantisasi. Metode analisis yang telah divalidasi dicobakan untuk menganalisis kualitatif dan kuantitatif sampel jamu pegal linu yang diperoleh di pasaran. Optimasi metode analisis menghasilkan bahwa fase diam yang optimum untuk memisahkan asetaminofen, deksametason, prednison, asam mefenamat dan piroksikam adalah silika gel GF254, fase gerak yang optimum adalah kloroform – metanol (9:1), preparasi sampel dipilih menggunakan ekstraksi dengan etanol selama 30 menit dengan shaker 3 dimensi, penjenuhan bejana kromatografi selama 60 menit. Deteksi dilakukan dengan alat CAMAG TLC Scanner pada panjang gelombang 254 nm untuk deteksi simultan, dan panjang gelombang 248 nm untuk analisis kuantitatif asetaminofen. Kurva kalibrasi asetaminofen memberikan hasil yang linier pada rentang 200-1200 ng/5 µL. Linieritas metode analisis memberikan nilai koefisien korelasi, r = 0,9996 untuk pelat TLC dan r = 0,9982 untuk pelat HPTLC. Koefisien variansi regresi linier (Vx0) sebesar 1,66% untuk TLC dan 3,57% untuk HPTLC. Batas deteksi dan batas kuantisasi sebesar 34,907 ng dan 116,356 ng untuk pelat TLC; 74,991 ng dan 249,972 ng untuk pelat HPTLC. Persen perolehan kembali untuk tiga konsentrasi berbeda berturut-turut sebesar 97,410 ± 0,83; 113,918 ± 9,931; 101,787 ± 2,769 untuk pelat TLC, sedangkan untuk pelat HPTLC berturut-turut 101,273 ± 0,826; 110,597 ± 8,867; 103,863 ± 3,417. Nilai simpangan baku relatif untuk tiga konsentrasi berbeda berturut-turut sebesar 0,856%; 8,718%; 2,720%; sedangkan untuk pelat HPTLC berturut-turut 0,816%; 7,836%; 3,290%. Pengujian presisi antara dilakukan tiga hari berturut-turut memberikan hasil nilai simpangan baku relatif sebesar 13,849%; 5,619%; 5,683% untuk pelat TLC, dan 6,269%; 2,945%; 4,735% untuk pelat HPTLC. Metode analisis bahan kimia obat dalam jamu pegal linu (asetaminofen, deksametason, prednison, asam mefenamat, dan piroksikam) telah dikembangkan secara kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT, TLC) pada panjang gelombang 254 nm, dan secara kuantitatif (asetaminofen) menggunakan TLC-spektrofotodensitometri pada panjang gelombang 248 nm. Pemisahan dilakukan dengan fase diam silika gel GF254, fase gerak kloroform – metanol (9:1). Metode tersebut dapat digunakan untuk menganalisis sampel jamu pegal linu di pasaran.