digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Nikel merupakan bahan yang penting dalam industri dan kebutuhannya akan terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perlu adanya peningkatan kegiatan eksplorasi dan produksi. Dalam upaya untuk mempermudah kegiatan eksplorasi, diperlukan penelitian mengenai karakteristik endapan laterit. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan peningkatan jumlah sumberdaya nikel baru pada area Tambang Tengah Pomalaa serta belum adanya penelitian detail mengenai kerakteristik endapan nikel laterit di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik endapan nikel laterit, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan laterit dan kandungan nikel, dan mengetahui pola persebaran nikel di daerah penelitian. Data yang digunakan berupa data bor yang meliputi deskripsi dan foto bor, data geokimia, DEM, dan data literatur yang meliputi petrografi batuan dasar, singkapan laterit, dan peta geologi. Penentuan karakteristik endapan nikel laterit diperoleh dari analisis karakteristik batuan dasar berdasarkan petrografi dan data bor serta analisis geokimia pada 749 data sampel geokimia. Berdasarkan deskripsi bor, foto bor, dan literatur, profil nikel laterit di area Tambang Tengah Pomalaa dapat dibedakan menjadi tanah penutup, limonit, saprolit, dan batuan dasar. Berdasarkan analisis karakteristik batuan dasar, diperoleh jenis batuan dasar berupa batuan peridotit yang didominasi oleh harsburgit dan sebagian lerzolit yang memiliki rekahan intensif. Berdasarkan analisis geokimia, nikel laterit memiliki unsur atau senyawa residual berupa Fe2O3, Al2O3, Co dan Cr2O3 yang terkayakan pada zona limonit, serta unsur yang memiliki kelarutan terbatas berupa Ni yang mayoritas terkayakan pada zona saprolit. Nikel laterit di daerah penelitian mayoritas termasuk ke dalam tipe hydrous Mg silikat dan sebagian tipe oksida. Ketebalan laterit dipengaruhi oleh faktor topografi dan intensitas rekahan pada batuan dasar. Faktor topografi lebih berpengaruh pada ketebalan limonit. Topografi lereng yang landai (slight slope) cenderung memiliki limonit relatif lebih tebal dibandingkan topografi lereng yang curam (slope). Faktor intensitas rekahan pada batuan dasar lebih berpengaruh pada ketebalan saprolit. Intensitas rekahan yang tinggi cenderung memiliki saprolit yang relatif lebih tebal dibandingkan pada intensitas rekahan yang rendah. iii Rata-rata konsentrasi nikel pada laterit dipengaruhi oleh jenis batuan dasar, ketebalan saprolit dan limonit, dan pengendapan silika. Batuan dasar jenis harsburgit memiliki kandungan nikel lebih tinggi daripada jenis lerzolit. Saprolit dan limonit yang relatif lebih tebal cenderung memiliki kandungan nikel yang lebih tinggi. Adanya pengendapan silika dapat mengurangi konsentrasi nikel pada laterit. Estimasi persebaran nikel diperoleh dari analisis geostatistik pada 30 data bor dengan menggunakan metode co-kriging. Berdasarkan analasis geostatistik diperoleh pola persebaran nikel di saprolit memiliki arah baratlaut-tenggara sesuai dengan arah struktur utama yaitu Sesar Kolaka. Pola persebaran nikel di limonit menunjukkan nikel memiliki konsentrasi yang tinggi pada topografi dengan kemiringan yang landai (slight slope).