ABSTRAK HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi COVER HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 1 HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 2 HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 3 HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 4 HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 5 HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi BAB 6 HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi LAMPIRAN HUZAELI LATIF S 22015004.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Daerah Ampana dan Kepulauan Togean terletak di Sulawesi Tengah, secara
tatanan tektonik berada di Lengan Timur Sulawesi. Di kepulauan Togean terdapat
Gunung Api Colo yang berada di Pulau Una-Una. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pola geokimia batuan vulkanik dan kompleks ofiolit dan mengetahui
genesis batuan vulkanik dan kompleks ofiolit daerah Ampana dan sekitarnya.
Metode yang digunakan berupa analisis petrografi, XRF (X-Ray Fluoroscence)
dan ICP-MS (Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry) dari 8 batuan
vulkanik dan 19 batuan dari kompleks ofiolit.
Litologi yang teramati pada batuan vulkanik dari hasil analisis petrografi yaitu
andesit dan tuf, sedangkan pada kompleks ofiolit terdiri dari gabro, diabas, dan
basalt. Analisis geokimia batuan dari data XRF terdiri dari unsur utama, unsur
jejak, dan unsur tanah jarang. Berdasarkan diagram AFM (FeO*, K2O + Na2O,
MgO) batuan vulkanik berafinitas toleit sedangkan pada kompleks ofiolit juga
berafinitas toleit. Diagram K2O + Na2O terhadap SiO2 pada batuan vulkanik
memperlihatkan evolusi magma berkomposisi dari andesit hingga dasit,
sedangkan pada ofiolit berkomposisi peridot gabro hingga gabro.
Data unsur tanah jarang batuan vulkanik disajikan dalam diagram normalisasi
terhadap kondrit menunjukkan pola fraksinasi REE yang semakin menurun dari
unsur tanah jarang ringan (LREE) sampai unsur tanah jarang berat (HREE). Oleh
karena itu, diinterpretasikan bahwa magma di daerah penelitian terbentuk pada
lingkungan tektonik busur kepulauan serta adanya kontaminasi dari kerak benua
bagian atas yang terkait dengan proses subduksi. Sedangkan pada kompleks
ofiolit pada unsur tanah jarang menunjukan pola fraksinasi yang relatif mendatar.
Pola seperti ini diinterpretasikan magma terbentuk pada lingkungan punggung
tengah samudera (PTS).