digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah Ketungau Hulu merupakan area rencana prospeksi emas pada Blok Sintang- Silantek di Pulau Kalimantan yang merupakan program kerjasama antara Indonesia (Badan Geologi) dengan Malaysia (Jabatan Mineral and Geoscience). Secara administratif, daerah penelitian berada di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat dengan luas area 18 km2. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi geologi, struktur, alterasi, dan mineralisasi daerah penelitian serta potensi anomali unsur logam dasar (Au, Cu, Pb, Zn, dan Mn) berdasarkan data geokimia tanah dan hubungannya terhadap kehadiran mineralisasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel tanah sejumlah 84 titik di daerah punggungan dan lereng. Selain sampel tanah, 48 sampel batuan dan satu sampel konsentrat dulang juga diambil. Selanjutnya, semua sampel yang diambil dilakukan analisis kimia, geokimia, statistik, petrologi, petrografi, mineralogi butir, dan mineragrafi. Area penelitian terdiri dari Satuan Batupasir Greywacke, Satuan Batupasir Arenite, dan Satuan Intrusi Diorit. Struktur geologi yang berkembang relatif berarah utara barat laut – selatan tenggara dan barat laut - tenggara. Zona alterasi yang hadir pada daerah penelitian berupa zona argilik dan zona propilitik. Mineralisasi ditemukan dalam urat kuarsa bertekstur dogtooth, crustiform, colloform, dan asikuler dengan arah orientasi relatif barat laut - tenggara dan utara timur laut – selatan barat daya berupa kehadiran mineral bijih seperti native Au, kalkopirit, pirit, sfalerit, kovelit dan juga dari kelimpahan kadar unsur logam dasar dari sampel batuan. Hasil analisis sampel tanah menunjukkan bahwa unsur Au memiliki nilai anomali sebesar log 1,90 ppb, Pb sebesar sqrt 7,44 ppm, Zn sebesar log 1,92 ppm, Cu sebesar log 1,69 ppm, dan Mn sebesar sebesar log 2,46 ppm. Anomali unsur logam dasar dikontrol oleh litologi, struktur, dan topografi. Analisis menggunakan metode Pearson dilakukan terhadap unsur logam dasar menyatakan bahwa terdapat dua kelompok unsur yaitu Au dan Pb-Zn-Cu-Mn. Berdasarkan persebaran anomali unsur logam dasar dalam tanah dan keterdapatan mineralisasi dapat diintepretasikan bahwa terdapat empat daerah prospek yaitu prospek KU-1, KU-2, BE-1, dan BE-2.