digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER
PUBLIC yana mulyana

BAB 1
PUBLIC yana mulyana

BAB 2
PUBLIC yana mulyana

BAB 3
PUBLIC yana mulyana

BAB 4
PUBLIC yana mulyana

BAB 5
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA
PUBLIC yana mulyana

Latar belakang dan Tujuan : Bentuk lengkungan telapak kaki yang efisien diperlukan untuk menjaga stabilitas sendi pergelangan kaki. Kelelahan bisa meningkatkan eversi sendi subtalar sehingga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan. Diperlukan aktivitas otot ekstremitas bawah yang lebih besar untuk menstabilkan tarsal transversal dan sendi subtalar serta untuk mengurangi beban pada lengkungan telapak kaki, sehingga anak flatfoot kemungkinan akan lebih cepat mengalami kelelahan otot dan nyeri pada ekstremitas bawah dibandingkan anak normal foot. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh bentuk lengkungan telapak kaki dan kelelahan setelah melakukan serangkaian lompatan terhadap kemampuan keseimbangan statis dan aktivitas otot ekstremitas bawah pada anak sekolah. Metoda : Sebanyak 19 orang anak SD dan 30 orang anak SMP usia 9-14 tahun berpartisipasi dalam penelitian. Subjek terdiri atas kelompok flatfoot dan normal foot. Bentuk lengkungan telapak kaki diklasifikasikan berdasarkan nilai arch index yang dihitung dengan software AUTOCAD 2013 dari footprint menggunakan alat foot scanner. Data elektromiografi (EMG) diambil dari otot tibialis anterior, gastrocnemius medialis dan peroneus longus ketika subjek melakukan tes keseimbangan statis. Seluruh subjek menyelesaikan seluruh protokol (data pre fatigue, protokol kelelahan, dan data post fatigue) dalam satu sesi pemeriksaan. Hasil : Anak normal foot memiliki arch index 0.25±0.01 sedangkan anak flatfoot memiliki arch index 0.36±0.01. Tidak ada perbedaan signifikan terhadap karakteristik antropometrik pada kedua kelompok. Hasil analisis statistik memperlihatkan bahwa kelelahan mempengaruhi keseimbangan statis (p < 0.05) pada anak flatfoot dibandingkan anak normal foot. Berdasarkan hasil EMG, saat post fatigue terdapat perbedaan signifikan (p < 0.05) terhadap penurunan frekuensi median otot tibialis anterior pada flatfoot dibandingkan dengan normal foot. Tidak ada perbedaan pada penurunan frekuensi median otot gastrocnemius medialis dan peroneus longus pada kedua kelompok. Saat post fatigue, frekuensi median timing otot tibialis anterior dan peroneus longus berbeda signifikan (p < 0.05) pada flatfoot dibandingkan dengan normal foot dan frekuensi median timing muncul lebih awal pada otot tibialis anterior, gastrocnemius medialis dan peroneus longus pada kelompok flatfoot dibandingkan dengan kelompok normal foot. Kesimpulan : Kelelahan pada otot ekstremitas bawah akan mempengaruhi keseimbangan statis dan muncul lebih awal pada anak flatfoot dibandingkan anak normal foot. Sesudah kelelahan, penurunan frekuensi median (tremor) otot tibialis anterior terlihat signifikan pada anak flatfoot.