digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada tahun 2021, industri manufaktur merupakan penyumbang terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Di dalam industri manufaktur, terdapat juga sub tekstil. Industri tekstil di Indonesia sangat terfragmentasi, misalnya terdapat tiga ceruk pasar yaitu tekstil untuk rumah tangga, tekstil untuk pakaian, dan tekstil untuk pertanian. Ketiga segmen tersebut memiliki pertumbuhan yang berbeda masingmasing sebesar 4%, 7,5%, dan 5%, dan perbedaan tingkat pertumbuhan ini akan menimbulkan dilema bagi perusahaan. Misalnya, perusahaan harus memutuskan segmen mana yang perlu ditekuni atau dihindari. PT. FST juga menghadapi dilema ini. Perbedaan tingkat pertumbuhan setiap segmen tercermin dari pertumbuhan penjualan perusahaan masing-masing produk. Penjualan produk plastik Waring dan Benang tingkat pertumbuhan masing-masing adalah 34% dan 52% CAGR lima tahun. Itu adalah pertumbuhan yang substansial dibandingkan produk tekstil Kelambu yang hanya 23% CAGR lima tahun. Dari situ, pemilik dan CEO perusahaan melihat adanya pergeseran pertumbuhan produk yang dijual, dari produk tekstil ke produk plastik. Untuk menangkap pergeseran permintaan di pasar, ia memutuskan untuk menutup divisi Kelambu untuk membuat perusahaan lebih ramping dan akan dapat memfokuskan sumber dayanya pada produk yang akan menghasilkan pendapatan paling banyak. Dari analisis penganggaran modal, rencana penutupan divisi Kelambu akan menghasilkan periode pengembalian yang lebih cepat yaitu 7,2 tahun dibandingkan 8 tahun untuk arus kas reguler dan 8,05 tahun dibandingkan 8,12 tahun untuk arus kas diskonto. Lebih penting lagi, rencana ini akan menghasilkan NPV yang lebih tinggi yaitu Rp 1.087 milliar dibandingkan dengan Rp 976 milliar. Selain itu, rencana tersebut juga memiliki Indeks Profitabilitas dan IRR yang lebih tinggi sebesar 6,04 dan 25% dibandingkan dengan 5,01 dan 22%. Dari analisis risiko, ekspektasi nilai proyek ini adalah Rp 1.457 miliar, dengan probabilitas NPV kurang dari nol adalah 8%. Terakhir, tugas akhir ini berkontribusi pada literatur dengan memberikan kerangka alternatif tentang penggunaan teknik penganggaran modal untuk membandingkan dua rencana ekspansi atau penutupan divisi dalam suatu perusahaan. Selain itu, pelaku industri tekstil lainnya, khususnya UKM juga dapat merujuk pada tugas akhir ini jika menghadapi dilema serupa.