digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Open Pit Mining merupakan metode penambangan yang hemat biaya dengan mekanisasi operasional yang tinggi dan volume produksi yang besar. Selain itu, selama beberapa dekade terakhir produksi batubara Indonesia meningkat menjadi 606,22 juta ton pada tahun 2021. Peningkatan ini disebabkan oleh kebutuhan batubara dunia dan harga batubara yang terus meningkat. Akibatnya, sebagian besar tambang batubara dalam negeri bersaing untuk meningkatkan produksi mereka yang secara tidak langsung meningkatkan dimensi penggalian lubang bukaan tambang. Perkembangan lubang bukaan yang lebih tinggi, lebih dalam, dan lebih curam menyebabkan komplikasi besar terhadap risiko masalah kestabilan lereng dalam skala besar. Analisis kestabilan lereng dilakukan pada Site Dizamatra Powerindo, Lahat, Sumatera Selatan. Analisis dilakukan menggunakan metode kesetimbangan batas yang meninjau kesetimbangan gaya dan momen, sedangkan metode elemen hingga meninjau setiap elemen massa batuan. Data yang digunakan dalam analisis terdiri dari dua, yaitu data primer yang didapatkan dari pemetaan lapangan dan data sekunder yang didapatkan dari data bor geoteknik perusahaan. Berdasarkan hasil analisis pada bagian low-wall menggunakan metode kesetimbangan batas, pada kondisi aktual menunjukkan lereng tidak aman pada penampang 1 dan penampang 4, sedangkan analisis metode elemen hingga menunjukkan lereng tidak aman pada penampang 4 dengan perpindahan kritis 9,9 cm. Hasil analisis pada bagian low-wall menggunakan metode kesetimbangan batas dan elemen hingga pada kondisi desain, menunjukkan lereng tidak aman pada penampang 2, penampang 3, dan penampang 4 dengan perpindahan kritis 5,2 – 12 cm. Analisis kesetimbangan batas pada bagian high-wall kondisi aktual dan desain, semua penampang termasuk ke dalam kondisi aman. Analisis pada bagian highwall menggunakan metode elemen hingga menunjukkan lereng tidak aman di penampang 1 dan penampang 2 pada kondisi desain dengan perpindahan kritis sebesar 11,7 – 12,7 cm. Rekomendasi lereng bagian low-wall, yaitu lereng dengan tinggi 10 m, bench 5 m dan sudut lereng tunggal 12o, sedangkan bagian high-wall dengan tinggi lereng 10 m, bench 10 m, memiliki sudut kritis lereng sebesar 53o.