digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan kondisi geologi yang kemungkinan berpotensi mengandung mineral logam dengan jumlah ekonomis. Penelitian dilakukan dalam cakupan daerah seluas 56 km2 dengan tujuan untuk mengidentifikasi kondisi geologi yang meliputi geomorfologi, struktur geologi, dan stratigrafi; serta mengidentifikasi zona alterasi, keterdapatan mineralisasi, dan hubungannya dengan kondisi geologi. Penelitian ini dilakukan dengan pemetaan lapangan, pengambilan sampel berupa batuan segar, batuan terubah, urat dan uratan, serta sedimen sungai. Sampel dianalisis dengan analisis petrologi, petrografi, mineragrafi, kimia unsur, dan spektral. Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi Satuan Dataran Aluvial Rempe, Satuan Punggungan Aliran Lava Seteluk Atas, dan Satuan Punggungan Blok Sesar Lamusung. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari Satuan Batupasir, Satuan Lava Andesit, Satuan Breksi Andesit, Satuan Granodiorit, Satuan Batugamping, dan Satuan Aluvial. Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian relatif berarah timur laut – barat daya dan barat laut – tenggara. Zona alterasi yang hadir pada daerah penelitian dibagi menjadi zona epidot-klorit dengan temperatur pembentukan berkisar 200°C - 360°C dan zona monmorilonit-ilit±kaolinit dengan temperatur pembentukan berkisar 140°C - 200°C. Keterdapatan mineralisasi hadir di dalam urat kuarsa dan urat oksida besi dengan arah orientasi relatif utara barat laut – selatan tenggara. Mineralisasi yang terbentuk berupa mineral bijih dengan urutan pembentukan diawali oleh mineral pirit, kalkopirit-sfalerit, galena, kovelit, dan limonit. Berdasarkan zona alterasi dan mineral bijih yang terbentuk, tipe endapan mineralisasi pada daerah penelitian merupakan tipe endapan epitermal sulfidasi rendah. Kehadiran alterasi – mineralisasi dikontrol oleh kondisi geologi pada daerah penelitian. Zona alterasi dikontrol oleh litologi berupa andesit dan struktur dengan arah relatif timur laut – barat daya dan barat laut – tenggara. Kehadiran mineralisasi di dalam urat merupakan hasil bukaan dari struktur berpasangan berarah timur laut – barat daya.