digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Klasifikasi sumber daya untuk batubara yang kini digunakan sebagai acuan di Indonesia ialah klasifikasi sumber daya berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diklasifikasikan berdasarkan kompleksitas geologi serta geometri pengeboran berupa spasi lubang bor. Namun, seiring dengan perkembangan keilmuan dalam dunia eksplorasi pertambangan, perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait kompleksitas geologi yang kemudian dikaitkan dengan parameter data kuantitas batubara berupa ketebalan lapisan serta data kualitas batubara berupa fixed carbon, inherent moisture, total sulfur, dan volatile matter. Sebaran data bor yang dianalisis pada penelitian ini diberi perlakuan spatial clustering berdasarkan spasi rata-rata lubang bor existing, serta kondisi tutupan lahan yang terbagi atas Blok 1 yang dominan masih tertutup oleh vegetasi (area eksplorasi) dan Blok 2 yang merupakan kawasan pit aktif. Seam C pada daerah penelitian dimodelkan secara dua dimensi dan tiga dimensi untuk mengetahui sebaran sumber daya Seam C, pengaruh kompleksitas geologi termasuk ke dalam klasifikasi moderat serta klasifikasi sumber daya berdasarkan spasi lubang bor existing termasuk ke dalam klasifikasi terukur. Analisis spasi lubang bor dilakukan dengan menggunakan pendekatan Global Estimation Variance (GEV) dengan tujuan untuk menghasilkan spasi lubang bor optimum dari Seam C. Estimasi dengan menggunakan Global Estimation Variance menghasilkan nilai error pada setiap spasi yang dianalisis yakni 100x100 m, 250x250 m, 500x500 m, 750x750 m, 1000x1000 m, 1500x1500 m, 2000x2000 m, 2500x2500m, dan 3000x3000 m. Hasil dari analisis spasi lubang bor kemudian dikaitkan dengan klasifikasi error relatif untuk menyesuaikan setiap error dengan klasifikasi 0-10% untuk sumber daya terukur, 10-20% untuk sumber daya tertunjuk, dan 20-50% untuk sumber daya tereka. Hasil studi pada daerah penelitian untuk Seam C yang termasuk ke dalam Formasi Menumbar menghasilkan spasi lubang bor optimum pada Blok 1 untuk klasifikasi sumber daya terukur yakni 200 m, tertunjuk 400 m, dan tereka 850 m. kemudian untuk Blok 2 klasifikasi sumber daya terukur yakni 250 m, tertunjuk 500 m, dan tereka 850 m.