digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Wayang Windu merupakan salah satu lapangan panasbumi yang telah dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik sebesar 110 MW. Salah satu faktor yang penting dalam pengelolaan sumberdaya panasbumi adalah daerah resapan bagi reservoir panasbumi, sehingga penentuan daerah resapan merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan. Faktor yang mengontrol resapan pada suatu daerah adalah kondisi klimatologi, hidrologi, geologi, dan hidrogeologi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah DAS Malabar Pangalengan, Kabupaten Bandung, memiliki potensi sebagai daerah resapan bagi reservoir lapangan panasbumi Wayang Windu, berdasarkan analisis geologi, hidrogeologi, serta perhitungan neraca air. Geomorfologi DAS Malabar berupa kaki gunungapi dengan lereng yang landai – sedang, serta kerucut gunungapi dengan lereng terjal – sangat terjal. Stratigrafi DAS Malabar tersusun oleh batuan vulkanik yang diendapkan pada proximal facies berupa tuf breksi, tuf lapili, tuf, dan breksi piroklastik berumur Plistosen Tengah, serta pada central facies berupa tuf yang berbentuk cinder cone. Sesar yang terbentuk adalah sesar naik berarah relatif baratlaut – tenggara dan sesar mendatar relatif berarah timurlaut – baratdaya. Air bawah permukaan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: airtanah pada lapisan tanah dan airtanah pada akifer tidak tertekan. Hasil perhitungan neraca air pada perioda 20 – 26 April 2006 menunjukkan terdapat air yang terinfiltrasi sebesar 41,613 mm (64,79% dari total hujan 64,229 mm). Dari air yang terinfiltrasi tersebut, yang menjadi groundwater flow dan subsurface stormflow sebesar 2,193 mm (3,42% dari total hujan). Sisa air yang terinfiltrasi tersebut terus mengalir ke bawah, selanjutnya ke DAS atau sub-DAS lain, atau menuju reservoir lapangan panasbumi Wayang Windu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DAS Malabar memiliki potensi sebagai daerah resapan bagi reservoir lapangan panasbumi Wayang Windu.