digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Rimawanto Gultom
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Rimawanto Gultom
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Rimawanto Gultom
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Rimawanto Gultom
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Rimawanto Gultom
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Rimawanto Gultom
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Rimawanto Gultom
PUBLIC Alice Diniarti

Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang berjarak sekitar 12 km di utara Kota Bandung. Keberadaan Sesar Lembang memberikan potensi bahaya gempa di wilayah Bandung dan sekitarnya. Berdasarkan data katalog gempa, tercatat kejadian gempa pada tahun 2011 yang berdampak pada sejumlah bangunan rumah tinggal di Kecamatan Cisarua, Lembang. Potensi bahaya gempa dipengaruhi oleh kondisi lapisan tanah yang berperan sebagai media hantaran gelombang gempa. Kondisi lapisan tanah dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan metode geofisika, salah satunya adalah metode Horizontal to Vertikal Spectral Ratio (HVSR). Perhitungan kurva HVSR menggunakan prinsip Transformasi Fourier (TF) untuk mendapatkan spektrum frekuensi dalam menghitung perbandingan spektral pada komponen horizontal dan vertikal. Kombinasi sinyal basis sinusoidal dan stasioner dapat digunakan, namun transformasi ini masih memiliki keterbatasan, salah satunya adalah ketidakmampuan untuk menghilangkan noise lokal pada rekaman mikrotremor. Untuk itu, pada studi ini akan diterapkan prinsip Hilbert Huang Transform (HHT) untuk mendapatkan kurva HVSR. Hasil kurva HVSR dibandingkan dengan transformasi Fourier untuk melihat hasil penerapan Hilbert Huang Transform menunjukkan bahwa frekuensi dominan berada direntang 0,1-8 Hz. Nilai frekuensi yang diperoleh relatif rendah, dan dapat diinterpretasikan bahwa potensi bahaya yang relatif tinggi di sekitar Kabupaten Bandung Barat tepatnya di sekitar sesar Lembang. Begitu juga halnya dengan faktor amplifikasi tinggi berada di daerah Parongpong, Cisarua dan Ngamprah hal tersebut mengindikasikan bahwa potensi bahaya gempa yang signifikan. Berdasarkan nilai Vs30 yang diperoleh antara 32,6 m/det – 186,7 m/det, maka dapat disimpulkan bahwa lapisan batuan bawah permukaan di daerah penelitian didominasi oleh lapisan lunak dan memberikan gambaran tentang potensi bahaya gempa yang relatif tinggi.