digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Purwaditya Nugraha
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Purwaditya Nugraha
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Purwaditya Nugraha
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Purwaditya Nugraha
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Purwaditya Nugraha
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Purwaditya Nugraha
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Purwaditya Nugraha
PUBLIC Alice Diniarti

Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang mengalami fenomena penurunan muka tanah yang sangat masif khususnya berlokasi di kawasan Cekungan Bandung. Penurunan muka tanah disebabkan oleh terjadinya fenomena kompaksi akibat kekosongan material pada zona akuifer yang mana pada zona akuifer tersebut telah dilakukan pengambilan air tanah secara berlebihan. Dampak dari fenomena kompaksi yaitu berkurangnya sumber air tanah dan bencana banjir. Penggunaan metode gaya berat pada penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan zona kompaksi dibawah permukaan pada kedalaman dangkal sekaligus mengetahui struktur geologi di bawah permukaan. Metode gaya berat Bouguer residual dan metode gaya berat gradien vertikal merupakan metode geofisika yang sensitif terhadap perbedaan densitas, tetapi memiliki ambiguitas yang cukup tinggi dalam mendefinisikan perbedaan densitas tersebut dalam arah vertikal maupun horizontal. Aplikasi metode gaya berat Bouguer residual dapat menggambarkan struktur bawah permukaan dengan baik tetapi memiliki kelemahan dalam menentukan sumber anomali pada kedalaman dangkal dalam kasus ini adalah kompaksi, di sisi lain metode gaya berat gradien vertikal mampu menunjukan sumber anomali pada kedalaman dangkal tetapi tidak mampu menggambarkan struktur seperti pada metode gaya berat Bouguer residual. Kombinasi dari aplikasi metode gaya berat Bouguer residual dan gaya berat gradien vertikal diharapkan dapat meminimalisasi ambiguitas dan kekurangan kedua metode tersebut. Aplikasi metode ini di daerah Cekungan Bandung menunjukan adanya zona kompaksi pada dua area berbeda. Zona kompaksi pertama berada pada kedalaman 40 meter dengan ketebalan 130 meter dan memiliki kontras densitas sebesar 0.2 g/cc yang berhubungan dengan keberadaan struktur geologi berupa sesar dan antiklin, kemudian zona kompaksi kedua berada pada kedalaman 170 meter dengan ketebalan 100 meter dan memiliki kontras densitas sebesar 0.1 g/cc yang berhubungan dengan adanya struktur cekungan di daerah penelitian.