digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu problem klasik dalam karakterisasi reservoir vulkanik rekah alami di lapangan Jatibarang adalah tingkat heterogenitas reservoir dan keberadaan rekahan. Pemodelan elektrofasies untuk karakterisasi dilakukan dengan membuat pengelompokan reservoir berdasarkan tipe log yang identik yang digabungkan dengan hasil pengamatan petrografi dari batu inti. Metoda Artificial Neural Network digunakan untuk membuat model elektrofasies di luar interval batu inti, dan selanjutnya dikembangkan untuk sumur-sumur lain pada interval log batuan vulkanik. Pemodelan tersebut dapat membedakan lima kelompok elektrofasies yaitu fasies tuf litik, tuf kristal, tuf vitrik batuan, beku dan batupasir. Fasies tuf vitrik dan kristal teridentifikasi sebagai fasies yang paling produktif diantara kelima fasies tersebut. Fasies batuan beku merupakan fasies yang tidak produktif, sedangkan fasies batupasir produktif di daerah-daerah dengan elevasi relatif tinggi. Porositas pada fasies tuf vitrik dan kristal terbentuk dari porositas rekahan dan porositas sekunder terutama hasil pelarutan mineral-mineral tidak stabil. Kombinasi kedua porositas membentuk sistem permeabilitas yang mempunyai kapasitas terbaik (storage capacity) dalam reservoir vulkanik Jatibarang. Porositas sekunder juga terbentuk pada fasies tuf litik tetapi kemungkinan proses perekahan yang tidak berjalan efektif membuat sistem permeabilitas tidak berkembang baik. Fasies batuan beku yang mempunyai densitas sangat tinggi, secara fisik lebih keras dan sangat padat (dense), bersifat lebih resisten terhadap deformasi sehingga proses perekahan tidak efektif dan tidak membentuk permeabilitas yang baik. Sebagian besar rekahan yang terbentuk pada reservoir vulkanik Jatibarang berkaitan dengan terjadinya patahan (fault associated fractures), kecuali di bagian tengah lapangan (central block) yang kemungkinan berkaitan dengan terjadinya perlipatan lokal di daerah tersebut. Perekahan tersebut terjadi pada fasies tuf vitrik dan tuf kristal, sehingga kedua fasies di daerah tersebut tetap merupakan fasies yang produktif walaupun relatif jauh dari patahan.