digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Untuk tetap bertahan dalam lingkungan ekonomi yang dinamis saat ini, organisasi harus gesit dan beradaptasi dengan perubahan internal dan eksternal yang terjadi di sekitarnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kepemimpinan, yang memainkan peran penting dalam organisasi yang gesit dan kinerjanya. Dalam topik kepemimpinan, maraknya perempuan yang menduduki posisi kepemimpinan dan kaum milenial yang mendominasi angkatan kerja membawa dinamika baru bagi organisasi. Sementara yang pertama membawa dinamika baru dengan dualitas peran karena ekspektasi gender dalam budaya patriarki, yang terakhir datang dengan ekspektasi kepemimpinan dari kaum milenial. Dualitas peran perempuan datang dengan konsekuensi dari kedua peran yang saling mempengaruhi, termasuk pengalaman keibuan mereka yang memunculkan karakteristik kepemimpinan keibuan yang khas. Untuk menekankan kembali aspek unik dari karakteristik kepemimpinan keibuan, penelitian ini juga melakukan wawancara pendahuluan dengan spesialis gender yang merupakan ibu dari dua anak. Meskipun demikian, karakteristik kepemimpinan keibuan masih jarang dieksplorasi dalam studi-studi sebelumnya dan teori-teori kepemimpinan yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan keibuan yang mendukung kaum milenial dalam memungkinkan organisasi berkinerja tinggi dari perspektif kaum milenial. Penelitian ini mengadopsi pendekatan fenomenologis, dengan fokus pada fenomenologi deskriptif untuk menangkap esensi karakteristik kepemimpinan keibuan dari perspektif milenial. Sepuluh wawancara dilakukan dengan sepuluh milenial yang memiliki atau memiliki pengalaman sebelumnya bekerja di bawah pemimpin yang merupakan seorang ibu selama minimal enam bulan. Penelitian ini mengadopsi metode Stevick-Colaizzi-Keen yang dimodifikasi untuk menganalisis hasil wawancara fenomenologi, di mana akhirnya menghasilkan lima tema utama karakteristik kepemimpinan keibuan yang menjawab tujuan penelitian ini. Lima karakteristik kepemimpinan keibuan ditangkap dari perspektif kaum milenial: (1) membina secara altruistik; (2) multi-tugas yang strategis; (3) karismatik; (4) inklusivitas individualisasi; dan (5) kepercayaan yang didorong oleh perasaan. Kelima karakteristik ini bersinergi membentuk konteks kepemimpinan keibuan yang mendukung kinerja milenial dalam organisasi. Mereka juga dapat digambarkan dalam spektrum, mulai dari berorientasi pada orang dan adaptif. Dalam karakteristik kepemimpinan keibuan mereka, pemimpin ibu memiliki hubungan diadik simbiosis dengan kaum milenial melalui delegasi pekerjaan. Melalui pembawaan mereka yang karismatik, para pemimpin ibu memberikan platform kepada milenial yang mereka inginkan untuk mempertajam keterampilan mereka dengan belajar dan berkembang. Di sisi lain, kaum milenial memberi ruang bagi pemimpin ibu untuk tanggung jawab yang lebih luas, termasuk menangani tanggung jawab ganda domestik dan profesional mereka. Penelitian ini menjawab dinamika organisasi saat ini dengan mempertimbangkan kepemimpinan perempuan dan angkatan kerja milenial. Berdasarkan hasil penelitian, kaum milenial mempersepsikan kepemimpinan keibuan yang khas sebagai pendukung kinerja mereka, yang pada akhirnya mendukung kinerja organisasi. Oleh karena itu, terutama dalam budaya patriarki di mana perempuan menghadapi dualitas peran dan stereotip pemimpin secara konsisten ditampilkan sebagai laki-laki, organisasi dan pemimpinnya harus pandai melihat fenomena tersebut sebagai salah satu kunci untuk memaksimalkan kinerja organisasi.