digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Agung Bayu Aji
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Agung Bayu Aji
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Agung Bayu Aji
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Agung Bayu Aji
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Agung Bayu Aji
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Agung Bayu Aji
PUBLIC Alice Diniarti

LAMPIRAN Agung Bayu Aji
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Banjir kerap kali menimbulkan kerugian bagi masyarakat, baik secara material maupun keselamatan jiwa. Informasi spasial mengenai daerah dengan tingkat kerentanan banjir tentunya akan membuat masyarakat bisa menghindari daerah rawan banjir untuk melakukan aktivitas perekonomian maupun pemilihan tempat tinggal, terutama di Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan, Provinsi Aceh. Oleh karena itu, dengan adanya informasi spasial mengenai daerah dengan tingkat kerentanan banjir tentunya akan meminimalisir kerugaian yang diakibatkan oleh banjir. Penelitian ini akan membahas lebih lanjut mengenai pemetaan kerentanan banjir guna menjawab permasalahan yang ada. Memanfaatkan data kependudukan, tutupan lahan, serta indeks bahaya banjir akan dapat menentukan daerah mana saja yang memiliki kerentanan terhadap banjir. Melalui metode Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) perhitungan indeks akan dilakukan dengan menggabungkan parameter kerentanan sosial, kerentanan fisik, kerentanan ekonomi, dan kerentanan lingkungan yang masingmasing akan memiliki bobot tersendiri. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa indeks kerentanan banjir DAS Peusangan, Kabupaten Bireuen pada tahun 2021 berada pada nilai 0,74 yang menunjukan kelas kerentanan tinggi terhadap banjir. Kelas kerentanan seluruh kecamatan di Kabupaten Bireuen berada pada kelas kerentanan banjir tinggi. Dengan menggunakan data kependudukan tahun 2021 potensi jumlah penduduk yang terdampak jika bencana banjir melanda mencapai 88.570 jiwa dengan potensi kerugian mencapai Rp1,87 triliun.