COVER Titis Idam Haq
PUBLIC 
BAB 1 Titis Idam Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Titis Idam Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Titis Idam Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Titis Idam Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Titis Idam Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Titis Idam Haq
PUBLIC 
LAMPIRAN 1 Titis Idam Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN 2 Titis Idam Haq
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Kabupaten Bandung memiliki populasi sebanyak lebih dari 3 juta orang,
dengan luas lokasi sekitar 1700 km2
. Area dengan permukaan tanah terendah
sering mengalami banjir di musim penghujan. Di Area ini tak luput dengan
bencana penurunan muka tanah yang terjadi tiap tahun dengan rata rata
penurunan 8 cm per tahunnya. Hingga saat ini Badan Nasional
Penanggulangan Bencana di Indonesia masih belum memiliki peta risiko dan
kurva fragilitas dari peristiwa penurunan muka tanah di Bandung. Tujuan
penelitian ini adalah untuk membangun peta risiko dan kurva fragilitas
penurunan muka tanah di Kabupaten Bandung untuk memberikan informasi
visual dan terorganisir dari dampak penurunan muka tanah terhadap bangunan.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi penyusunan peta risiko dan kurva
kerentanan Kabupaten Bandung. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk
Peta Risiko penurunan muka tanah di Kabupaten Bandung. Proses tersebut
dilakukan untuk menghitung economic loss dan perhitungan risiko yang
terkuantifikasi di Kabupaten Bandung. Penyusunan Peta risiko menggunakan
metode GIS dan penilaian, kajian dan pembobotan untuk beberapa parameter
terkait yang berpengaruh. Dari metode tersebut didapatkan kurva fragilitas
yang berbeda tiap tipe bangunan, yang dapat menjadi acuan persentase
kerusakan di tiap kelas bahaya. Didapatkan pula perhitungan kerugian fisik
pada Kabupaten Bandung dapat mencapai Rp. 1,226 Triliun dan kerugian
ekonomi mencapai Rp. 108 Milyar.Wilayah dengan risiko tinggi antara lain
Baleendah, Bojongsoang, Dayeuh Kolot, Margaasih, Pacet, Rancaekek dan
Solokan Jeruk