ABSTRAK Husnul Hayyah
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Husnul Hayyah
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Husnul Hayyah
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Husnul Hayyah
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Husnul Hayyah
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Husnul Hayyah
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Husnul Hayyah
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Husnul Hayyah
PUBLIC Yoninur Almira LAMPIRAN Husnul Hayyah
PUBLIC 
Keterbatasan dalam penyediaan infrastruktur secara tersentralisasi
mengindikasikan adanya keperluan pengembangan sistem-sitem lainnya, termasuk
Sistem Penyediaan Air Berbasis Masyarakat. KOTAKU dan PAMSIMAS adalah
program pemerintah Indonesia dengan berskala nasional yang mengarusutamakan
pendekatan partisipasi masyarakat dalam sistem penyediaan air minum. Pendekatan
ini mempromosikan inisiatif, serta partisipasi aktif masyarakat dalam memutuskan,
merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, mengoperasikan, hingga
memelihara fasilitas. Namun, bukti di lapangan menunjukkan bahwa hubungan
antara pendekatan berbasis masyarakat dan keberlanjutan sistem penyediaan air
minum tidak selalu berjalan seperti yang diharapkan. Dengan demikian,
keberlanjutan tetap menjadi isu penting dalam penyediaan air berbasis masyarakat.
Salah satu persyaratan di dalam pelaksanaan program KOTAKU dan PAMSIMAS
adalah pemberntukan kelompok masyarakat pengelola fasilitas air minum yang
yang dipilih oleh masyarakat setempat. Lembaga pengekola dinilai sebagai faktor
penting dalam mewujudkan sistem penyediaan air minum yang berkelanjutan
karena peran krusial mereka dalam kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai keterpenuhan kriteria keberlanjutan sistem
penyediaan air minum berbasis masyarakat berdasarkan perspektif kelembagaan di
area studi terpilih yang dibangun melalui program KOTAKU dan PAMSIMAS
serta membandingkan keberlanjutan kelembagaan fasilitas air bersih tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan mengkaji
tatanan kelembagaan Lembaga pengelola sistem penyediaan air minum dengan
menggunakan Kerangka Penilaian Keberlanjutan Kelembagaan Sistem Penyediaan
Air Minum Berbasis Masyarakat, yang merupakan modifikasi dari delapan prinsip
desain awal Ostrom. Dalam penelitian ini, kelompok masyarakat pengelola sistem
penyediaan air minum berbasis masyarakat di Kelurahan Margahayu Kota Bekasi
dan Kelurahan Mangunjaya Kabupaten Bekasi dipilih sebagai objek penelitian.
Kedua lembaga tersebut dinilai berhasil menghadirkan sistem penyediaan air
minum mereka yang berkelanjutan.ii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga pengelola di wilayah studi telah
mengadopsi beberapa prinsip desain keberlanjutan kelembagaan dantelah termuat
di dalam dokumen operasional. Prinsip yang telah diadopasi yaitu batasan,
penerima manfaat, aturan, dan pengelolaan berjenjang. Adapun prinsip pengawasan
dan sanksi belum diatur secara eksplisit di dalam dokumen operasional masingmasing Lembaga. Isu kelembagaan lain yang melibatkan pihak eksternal juga
ditemukan dapat mengancam keberlanjutan meliputi koordinasi dengan pemerintah
daerah setempat. Lebih lanjut, meskipun pemerintah telah menyerahterimakan
fasilitas air kepada Lembaga pengelola, tetapi pemerintah harus tetap terlibat aktif
dalam kegiatan pengawasan, evaluasi hingga peningkatan kapasitas. Seluruh
pemangku kepentingan harus menyadari bahwa target pencapaian akses air bersih
100 persen merupakan hasil kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah dengan
masyarakat. Adapun agar keberlanjutan fasilitas air bersih yang dibangun melalui
program KOTAKU dan PAMSIMAS dapat lebih terjamin di masa mendatang,
maka Lembaga pengelola fasilitas air harus memiliki dokumen turunan yang
merupakan dokumen petunjuk pelaksanaan dan teknis terkait pencapaian
keberlanjutan yang memuat dan menguraikan secara rinci bentuk penerapan
delapan prinsip keberlanjutan kelembagaan.