digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keberadaan lubang hitam di alam semesta selalu mengundang bahasan yang menarik. Namun, mereka sulit untuk dideteksi dan hanya bisa dipecahkan menggunakan kombinasi prinsip-prinsip astrofisika. Hingga saat ini, kita telah mengidentifikasi dua kelas lubang hitam yang dikarakterisasi oleh massanya: lubang hitam bermassa bintang dan lubang hitam supermasif. Sementara itu, terdapat kesenjangan yang lebar di antara kedua kelas lubang hitam tersebut: lubang hitam massa sedang (Intermediate Mass Black Hole). Terdapat indikasi-indikasi akan keberadaannya, akan tetapi kita memerlukan metode independen untuk mengkonfirmasi massanya. Kami mempelajari kasus khusus dari konfigurasi pelensaan gravitasi yang bisa menyebabkan lintasan cahaya terbelokkan dan diputar-balikkan sehingga menghasilkan sebuah citra di langit yang dapat dilihat oleh pengamat bertempat di antara sumber dengan lensa. Hal ini disebut sebagai pelensaan Retro- MACHO. Dalam penelitian tugas akhir ini, kami memperkirakan pengaruh variasi massa, jarak dari pengamat ke lensa, dan sudut ketidaksejajaran terhadap besaran tampak lensa yang dapat diamati pada beberapa kasus lokasi lubang hitam dengan rentang massa lubang hitam massa menengah. Kasuskasus tersebut adalah: lubang hitam di Heliosfer, lubang hitam di kisaran awan Oort, dan lubang hitam di antara awan Oort yang lebih jauh dan dalam jarak yang sama dengan Proxima Centauri. Kami menemukan bahwa efek yang paling terlihat dan signifikan dari tiga kasus berasal dari variasi massa karena membuat perbedaan sebesar 5 besaran untuk setiap 10 kali perbedaan massa. Variasi jarak antara pengamat dan lensa akan lebih signifikan jika jangkauannya lebih besar. Kami juga menemukan bahwa citra dengan ketaksegarisan di sekitar 0 akan jauh lebih terang daripada ketidaksegarisan besar. Tapi, perbedaan magnitudo antara sudut besar tidak begitu signifikan. Pengamatan terhadap Retro-MACHO belum dilakukan, tetapi dengan hasil yang kami peroleh, kami dapat mengatakan bahwa masih mungkin untuk mengamatinya dengan teknologi yang dimiliki sekarang untuk kasus-kasus yang kami kerjakan dengan beberapa kondisi. Mengangkat isu mengenai efek seleksi, kita tahu bahwa lubang hitam massa sedang memiliki preferensi lokasi sendiri. Jadi, untuk kasus yang kami kerjakan, lubang hitam pengembara di dekat tata surya kita sebagian besar seharusnya kebanyakan terdiri dari lubang hitam bermassa bintang. Namun dengan hasil yang kami dapatkan, masih memungkinkan untuk diamati.