Merkuri di dalam limbah lampu fluorescent dapat mengancam kesehatan manusia
dan menciptakan bioakumulasi. Belum ada pengelolaan limbah tersebut pada sektor
domestik di Kota Bandung. Oleh karena itu, dilakukan perancangan fasilitas daurulang limbah lampu fluorescent domestik di Kota Bandung dengan periode
operasional tahun 2024-2033. Timbulan limbah ditentukan dengan metode The
Modified Market Supply. Didapat timbulan tahunan tertinggi di Kota Bandung
sebanyak 461.178 pcs jenis straight, 1.563.229 pcs jenis compact, dan 134.025 pcs
jenis circular. Skenario pengumpulan 50% dengan tingkat pelayanan i 86,54%
direncanakan dalam pengelolaannya. Setiap harinya sebanyak 623,17 kg limbah
masuk ke fasilitas daur-ulang. Kegiatan pengelolaan berupa pengumpulan komunal
dengan roll-off dumpster yang disebar di 12 titik dan pengangkutan menggunakan
truk CDD Wingbox. Tahapan daur-ulang di fasilitas diantaranya feeding, crushing,
washing, separation, adsorption, dan absorption. Biaya investasi dibutuhkan
sebesar Rp7.984.127.741 dengan biaya operasional Rp6.585.249.284/tahun.
Pendapatan diperoleh sebesar Rp709.239.164/tahun. Berdasarkan Net Present
Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio (BCR), nilai NPV < 0 dan nilai BCR < 1 (tidak
layak secara ekonomi). Sistem Extended Producer Responsibility (EPR) diterapkan
dengan menaikkan harga jual lampu fluorescent sebesar Rp3.191/pcs