digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gladiani Fauziah Novenka
PUBLIC yana mulyana

Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR TB) adalah infeksi yang disebabkan oleh galur Mycobacterium tuberculosis yang kebal terhadap minimal dua obat antituberkulosis (OAT) lini pertama. Tatalaksana pengobatan TB MDR di Indonesia didasarkan pada pedoman WHO yaitu paduan jangka pendek dan paduan jangka panjang. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan adalah timbulnya efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan manifestasi efek samping pada program terapi TB MDR dengan paduan jangka pendek dan jangka panjang di RSUP Dr. Hasan Sadikin, menentukan keparahan dan probabilitas efek samping yang terjadi, dan menentukan hubungan jenis kelamin, usia, bobot badan awal, dan keberadaan komorbid terhadap kemunculan efek samping obat pada setiap paduan. Desain penelitian adalah studi observasional secara retrospektif dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada data rekam medis, hasil laboratorium, dan Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) dari 65 pasien. Hasil penelitian menunjukkan 90% pasien yang diterapi paduan jangka pendek dan 86,67% pasien dengan paduan jangka panjang mengalami kejadian efek samping. Mual, nyeri kepala dan nyeri persendian merupakan kejadian efek samping yang banyak dialami oleh pasien pada kedua paduan. Sebanyak 70,79% efek samping pada paduan jangka pendek termasuk tingkat 1 (ringan) dan 86,3% efek samping mungkin terjadi karena obat (probable) menurut algoritma Naranjo. Sedangkan pada paduan jangka panjang, 63,24% efek samping merupakan tingkat 1 (ringan) dan 82,35% efek samping mungkin terjadi karena obat (probable) menurut algoritma Naranjo. Dari hasil uji korelasi, tidak diperoleh hubungan yang signifikan secara statistik antara jenis kelamin, usia, bobot badan awal, dan keberadaan komorbid dengan kemunculan efek samping pada kedua paduan.