Kosmetik adalah sediaan yang digunakan di tubuh bagian luar, gigi, dan membran mukosa mulut
untuk membersihkan, melindungi, dan memelihara sehingga tubuh senantiasa baik. Bisnis kosmetik
mengalami perkembangan di Indonesia, termasuknya di D.I. Yogyakarta. Penggunaan kosmetik
disertai dengan dampak negatif yang mungkin muncul, salah satunya efek samping. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi efek samping akibat penggunaan produk perawatan rambut,
perawatan kulit, dan make-up dan mengevaluasi pengaruh sikap responden dalam menggunakan
kosmetik terhadap kejadian efek samping. Desain penelitian menggunakan cross-sectional melalui
survei. Kuesioner disebarkan secara daring pada Februari-April 2022 di D.I. Yogyakarta. Kuesioner
terdiri dari data demografi, pola penggunaan kosmetik, kejadian efek samping, dan pelaporan efek
samping. Metode analisis statistik yang digunakan adalah Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, dan
Spearman-Rank. Kuesioner diisi oleh 378 responden dengan mayoritas berjenis kelamin wanita,
usia 18-35 tahun, lulusan SMA/sederajat, pelajar/mahasiswa, belum bekerja, dan berasal dari
Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan kejadian efek samping pada 123 orang akibat
perawatan rambut (38%) dengan reaksi terbanyak rambut rontok (42,3%), gatal (28,3%), dan
pigmentasi rambut berubah (8,9%); 152 orang akibat perawatan kulit (44,3%) dengan reaksi
terbanyak berjerawat (26,4%), kulit kering (20,7%) dan kemerahan (19,2%); 98 orang akibat makeup (36%) dengan reaksi terbanyak berjerawat (35,2%), kulit kering (16,8%), dan gatal (16,8%).
Terdapat pengaruh pengaruh sikap responden dalam menggunakan kosmetik terhadap kejadian
efek samping perawatan kulit (p=0,004 dan r=0,154) dan rambut (p=0,004; r=0,154). Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa efek samping produk kosmetik yang paling sering terjadi yaitu
rambut rontok untuk produk perawatan rambut dan berjerawat untuk produk perawatan kulit dan
make-up. Sikap responden hanya berpengaruh pada munculnya efek samping perawatan rambut
dan kulit.