digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Achmad Zanuar Reza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Achmad Zanuar Reza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Achmad Zanuar Reza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Achmad Zanuar Reza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Achmad Zanuar Reza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Achmad Zanuar Reza
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Batubara merupakan sumber energi andalan di Indonesia, terutama untuk industri pembangkit listrik. Namun, pemakaian batubara pada industri pembangkit listrik menyebabkan dampak lingkungan yang besar seiring dengan dihasilkannya limbah berupa abu terbang (fly ash - FA) dan abu dasar (bottom ash - BA). Sementara itu, logam tanah jarang (LTJ) merupakan kelompok logam yang terdiri dari 15 unsur lanthanide, termasuk skandium (Sc) dan itrium (Y). Permintaan akan LTJ yang terus meningkat untuk berbagai keperluan telah mendorong upaya untuk menemukan sumber alternatif LTJ lainnya. Abu dasar merupakan salah satu sumber potensial LTJ. Di lain sisi, bioleaching adalah salah satu inovasi teknologi ramah lingkungan yang berpotensi dapat digunakan untuk mengekstraksi LTJ dari abu dasar. Pada penelitian ini akan dilakukan bioleaching abu dasar hasil pembakaran batubara dari PLTU Suralaya untuk mengekstraksi LTJ dengan bantuan bakteri Bacillus nitratireducens strain SKC/L-2. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh berbagai parameter pelindian, seperti fraksi ukuran, pulp density, penambahan pirit dan pH medium pelindian terhadap proses bioleaching. Percobaan diawali dengan preparasi sampel abu dasar untuk kemudian dikarakterisasi dengan X-ray Fluorescence (XRF), Xray Diffraction (XRD), Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Langkah selanjutnya adalah inokulasi bakteri untuk menentukan kurva tumbuh bakteri Bacillus nitratireducens strain SKC/L-2. Percobaan bioleaching dilakukan selama tujuh hari dengan labu erlenmeyer yang diletakkan di orbital shaker pada kecepatan 180 rpm. Pengambilan sampel dilakukan secara time series untuk mengukur pH dan potensial redoks (Eh). Larutan pelindian yang diperoleh dari pengambilan sampel selanjutnya dianalisis dengan ICP-MS, sementara residu pelindian dianalisis dengan FTIR. Pada percobaan pelindian, variasi fraksi ukuran -70# +100# menghasilkan persen ekstraksi LTJ terbesar, yaitu 99,68% (Tb); 78,75% (Gd); dan 67,48% (Lu) saat jam ke-168 pada kondisi 10% pulp density dan 10% inokulum bakteri. Variasi pulp density 5% menghasilkan persen ekstraksi Lu terbesar (40,65%) saat jam ke-120, sementara persen ekstraksi terbesar untuk Tb (63,43%) dan Gd (50,56%) diperoleh pada pulp density 10% saat jam ke-168 pada kondisi fraksi ukuran -120# +170# dan 10% inokulum bakteri. Variasi penambahan pirit 3 g/l menghasilkan persen ekstraksi LTJ terbesar, yaitu 67,80% (Lu); 56,72% (Tb); dan 48,91% (Gd) saat jam ke-168 pada kondisi fraksi ukuran -120# +170#, 10% pulp density, dan 10% inokulum bakteri. Variasi pH medium pelindian menghasilkan persen ekstraksi total LTJ terbesar pada jam ke-168, yaitu 11,3% saat kondisi fraksi ukuran -120# +170#, 10% pulp density, dan 10% inokulum bakteri.