Ekstrak Phyllanthus niruri (P. niruri) digunakan sebagai kargo dalam formula nanopartikel kitosan
sebagai co-adjuvant untuk meningkatkan respon imun terhadap antigen HbsAg yang diberikan
secara oral. Namun, sistem nanopartikel ternyata memiliki karakteristik reproductive toxicity
terhadap sel Sertoli dan proses spermatogenesis pada tikus. Mekanisme internalisasi nanopartikel
ke dalam sel (mekanisme intraseluler) dan lokalisasinya di dalam sel adalah faktor kunci dalam
menentukan karakteristik sitotoksisitas nanopartikel. Oleh sebab itu, studi mekanisme intraseluler
dan kemampuan endosomal escape dari nanopartikel kitosan dilakukan untuk melengkapi
informasi mengenai mekanisme reproductive toxicity yang ditimbulkan. Hasil penelitian
menunjukkan nanopartikel kitosan terinternalisasi ke sel Sertoli tikus melalui jalur makropinositosis
dan endositosis clathrin-dependent. Nanopartikel kitosan berhasil mengalami endosomal escape
setelah satu jam dan mengalami peningkatan endosomal escape yang signifikan setelah lima jam
pada kondisi inkubasi dengan serum. Di sisin lain, penghantaran agen terapi menuju intrasel
seringkali tidak optimal karena penjeratan dan degradasi agen terapi dalam jalur endolisosomal
sebelum sampai ke targetnya. Masalah ini dapat teratasi jika agen terapi mampu keluar dari vesikel
endolisosom atau mengalami endosomal escape. Oleh sebab itu, kajian pustaka mengenai
mekanisme dan berbagai agen yang dapat menginduksi endosomal escape dilakukan. Endosomal
escape dapat terjadi melalui enam mekanisme berbeda. Mekanisme endosomal escape pada virus
ber-envelope dan tanpa envelope menjadi inspirasi dalam pengembangan agen endosomal escape.
Agen endosomal escape dapat dikelompokkan menjadi agen berbasis peptida dan nonpeptida.
Karakteristik umum dan modifikasi peptida endosomal escape yang berhasil dirumuskan dapat
menjadi panduan dalam pengembangan peptida endosomal escape di masa mendatang.