digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jessica Larasati
PUBLIC Alice Diniarti

Pisang Cavendish merupakan komoditas holtikultura yang perlu ditingkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan menjadi devisa negara. Perbanyakan secara konvensional umumnya menggunakan anakan yang hanya menghasilkan sedikit bibit dan rawan membawa penyakit. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi bibit dan menghasilkan anakan yang sehat yaitu dengan menggunakan kultur jaringan (in vitro). Kultur in vitro memerlukan biaya yang lebih besar, untuk menekan biaya pada metode ini dapat dilakukan dengan mengkombinasikan medium yang umum digunakan yakni Murashige Skoog dengan pupuk daun komersil (PDK) dan memberikan senyawa organik untuk melengkapi nutrisi yang kurang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan komposisi terbaik atau optimum pada penggunaan PDK dan air kelapa muda (air kelapa) sebagai medium alternatif perbanyakan pisang Cavendish berdasarkan beberapa parameter pertumbuhan yaitu jumlah tunas, panjang tunas (pseudostem), jumlah daun, luas dan “vigour” daun, dan jumlah akar serta menentukan tingkat kelululus hidupan plantlet pisang Cavendish setelah aklimatisasi. Penelitian ini menggunakan 9 kombinasi perlakuan yakni P1 (MS0 +50 ml/L air kelapa), P2 (MS0 +100 ml/L air kelapa), P3 (1 2 MS0 + 1 2 PDK 50 ml/L air kelapa), P4 (1 2 MS0 + 1 2 PDK +100 ml/L air kelapa), P5 (1 4 MS0 + 3 4 PDK +50 ml/L air kelapa), P6 (1 4 MS0 + 3 4 PDK +100 ml/L air kelapa), P7 (PDK +50 ml/L air kelapa), P8 (PDK +100 ml/L air kelapa) yang seluruhnya diberikan 0.5ml/L pupuk perangang tunas (PPT), serta kontrol yang berisikan MS0. Hasil dari penelitian ini yaitu jumlah tunas terbanyak pada medium P4. Tunas (pseudostem) terpanjang pada medium dengan komposisi P3, P5, dan MS0. Jumlah daun terbanyak pada medium komposisi P5 dan “vigor” daun berdasarkan parameter warna diperoleh baik pada seluruh plantlet kecuali pada plantlet dalam medium P7 dan P8. Daun terluas pada medium dengan komposisi P3 dan P5, serta jumlah akar terbanyak pada medium dengan komposisi P5. Seluruh plantlet pisang Cavendish pada medium optimasi tanpa penambahan dan dengan penambahan PPT dan air kelapa mampu bertahan hidup setelah aklimatisasi kecuali pada uji pendahuluan dalam PDK tanpa penambahan apapun. Maka dapat disimpulkan bahwa medium dengan komposisi 1 2 MS0 dan 1 2 PDK serta air kelapa 100ml/L atau 1 4 MS0 dan 3 4 PDK dan air kelapa 50ml/L, dapat digunakan sebagai medium alternatif untuk perbanyakan pisang Cavendish secara in vitro.