digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Andri Kurniawan
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB 1 Andri Kurniawan
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB 2 Andri Kurniawan
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB 3 Andri Kurniawan
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB 4 Andri Kurniawan
PUBLIC Devi Septia Nurul

BAB 5 Andri Kurniawan
PUBLIC Devi Septia Nurul

PUSTAKA Andri Kurniawan
PUBLIC Devi Septia Nurul

Pada tanggal 26 September 2019 gempabumi besar dengan Mw 6.5 memberikan dampak yang signifikan ke Kota-kota Maluku Tengah, Ambon, dan Seram Barat di Indonesia bagian timur. Gempabumi ini memecahkan sesar aktif yang belum terpetakan, serta memiliki karakteristik sumber dengan proses rupture yang sangat kompleks. Dalam penelitian ini, kombinasi distribusi spasial antara Coulomb failure stress (DCFS) dan b-value digunakan untuk mengetahui proses geodinamika penyebab terjadinya gempabumi dan berfungsi sebagai indikator peningkatan seismisitas berikutnya. Semua informasi tentang kejadian seismik di Busur Banda bagian depan (2-5°LS dan 127-132°BT) dari tahun 1980 hingga 2021 di kedalaman ? 40 km. Korelasi antara hasil pemodelan DCFS dan b-value menunjukkan bahwa segmen sesar sumber gempabumi Ambon 2019 berada pada kondisi stress tinggi dengan DCFS positif 0.1 bar (0.01 MPa) dan b-value rendah 0.7 sebelum terjadinya gempabumi. Segmen sumber gempabumi tersebut direaktivasi oleh perubahan stress akibat rangkaian gempabumi besar di sekitar Sesar Manipa dan Buru Selatan. Zona Geser Kawa (KSZ) dan Bobot-Seram Timur menunjukkan perubahan stress dalam sesar aktif yang diikuti dengan seismisitas tinggi. Distribusi stress positif dalam sesar penerima mengindikasikan wilayah Kota Ambon berpotensi mengalami peningkatan seismisitas di masa depan.