digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Saffanah Fida Ashila
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Divisi Detail Part Manufacturing di PT Dirgantara Indonesia (PTDI) merupakan divisi yang bertanggung jawab untuk memastikan berbagai part pesawat dapat diproduksi sesuai dengan jadwal produksi yang telah dirancang. Oleh karena itu, diperlukan mesin produksi dengan tingkat kesiapan pakai yang tinggi sehingga dapat menurunkan downtime. Dalam mencapai hal tersebut, diperlukan kegiatan pemeliharaan mesin produksi. Saat ini, kebijakan pemeliharaan preventif diterapkan setiap 2000 dan 4000 jam untuk tiap mesin produksi. Mesin produksi yang dikaji dalam penelitian ini adalah mesin Jobs sebagai salah satu mesin kritis di PTDI. Salah satu pertimbangannya adalah mesin Jobs memiliki frekuensi kerusakan tertinggi selama tahun 2021 yaitu sebanyak 51 kerusakan. Tingkat kesiapan pakai mesin Jobs juga belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu 95%. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi dan optimisasi kebijakan pemeliharaan saat ini untuk mesin Jobs di PTDI. Evaluasi awal berupa pemodelan keandalan menggunakan data kerusakan mesin dengan uji MIL-HDBK-189 dan model Crow. Hasil evaluasi menunjukkan laju kerusakan mesin Jobs selama periode gabungan 2020 dan 2021 memiliki pola non-Homogenous Poisson Process (NHPP) dengan nilai ???? = 2,1270 yang menandakan adanya increasing failure rate (IFR). Artinya mesin telah memasuki masa wear-out atau akhir usia pakai. Selanjutnya dilakukan optimisasi menggunakan kebijakan pemeliharaan periodik dengan horizon waktu tak terbatas untuk menentukan interval waktu PM optimal dengan perangkat lunak Mathcad. Hasil dari penelitian ini menunjukkan interval waktu PM optimal untuk mesin Jobs setiap 1540 jam. Solusi ini mampu menurunkan ekspektasi biaya pemeliharaan per jam sekitar 3,76% dari Rp24.470,00 menjadi Rp23.550,00. Solusi juga mampu meningkatkan kesiapan pakai sekitar 7,962% yaitu dari 92,038% menjadi 99,999995%.