digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gracella Audrey Phlycia A
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Gracella Audrey Phlycia A
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT X merupakan perusahaan tambang pasir yang terletak di daerah Cimangkok, Sukabumi. Sekarang ini, PT X masih mengalami kesulitan dalam mencapai target produksi. PT X memiliki target produksi pasir sebesar 600-700 m3 untuk setiap hari penambangan namun rata-rata hasil produksi baru mencapai 400-500 m3. Dari hasil pencarian akar masalah, tidak tercapainya target produksi terjadi karena masalah-masalah perusahaan yang melekat dengan risiko yang dibawa oleh para pihak yang terlibat dalam proses bisnis.Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk mengelola risiko pemangku kepentingan pada PT X. Namun, untuk memperoleh hasil analisis risiko yang lebih holistik, analisi risiko ikut melibatkan analisis interaksi risiko dengan integrasi metode ISM dan MICMAC. Rumusan masalah dijawab dengan menganalisis risiko pemangku kepentingan yang teridentifikasi pada proses bisnis PT X. Penilaian risiko pemangku kepentingan dilakukan berdasarkan integrasi atribut risiko dan pemangku kepentingan karena pengaruh negatif ataupun positif yang dibawa oleh pemangku kepentingan dapat meningkatkan ataupun mengurangi signifikansi risiko pemangku kepentingan. Hasil analisis risiko pemangku kepentingan menunjukkan bahwa terdapat enam risiko utama yang perlu dikelola oleh perusahaan. Keenam risiko tersebut adalah S7R26 penyebaran groundless rumour warga sekitar, S3R30 komunikasi tidak efektif, S4R4 fluktuasi harga supplier, S3R33’ human error, S3R32’ pekerja tidak sesuai dengan prosedur, dan S3R16’ kesalahan perbaikan mesin. Mayoritas risiko ini berasal dari proses bisnis inti yang berkaitan dengan penambangan pasir. Strategi dikembangkan berdasarkan keenam risiko tersebut namun juga diperuntukkan untuk mengelola risiko yang berinteraksi dengan risiko utama. Untuk mengelola risiko pemangku kepentingan PT X, hasil studi mengusulkan 6 strategi, yaitu S.1 penyesuaian struktur organisasi perusahaan, S.2 pengelolaan hubungan dengan komunitas lokal, S.3 pendokumentasian laporan kegiatan operasional, S.4 pelatihan keterampilan teknis pekerja, S.5 evaluasi kebijakan terkait operasional PT X, dan S.6 pengelolaan relasi dengan supplier.