digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Manifestasi panas bumi berupa air panas, dan batuan alterasi ditemukan di Kadidia Selatan, Sulawesi Tengah. Fluida panas bumi daerah Kadidia dipengaruhi dengan fluida magmatik dengan perkiraan presentase sebesar ±10 – 20%. Aktifitas kegempaan di Danau Lindu dan adanya segmen dari pergerakan sesar aktif Palu Koro, diperkirakan menjadi pengontrol pembentukan sistem panas bumi di daerah Kadidia. Maka, dilakukanlah studi data gayaberat menggunakan nilai gayaberat observasi yang diperoleh dari PSDMBP dengan jarak antar titik yang bervariasi 250 – 1500 m, untuk dapat menggambarkan sistem panas bumi daerah Kadidia dan Kadidia Selatan. Pengolahan data gayaberat dilakukan dengan menghitung anomali Bouguer lengkap, pemisahan anomali regional dan residual dengan polynomial trend surface, upward continuation, dan moving average, dan interpretasi melalui forward modeling dan inverse modeling. Berdasarkan pengolahan dan pemodelan data gayaberat pada daerah panas bumi Kadidia dan Kadidia Selatan, diketahui bahwa Formasi batuan gunungapi Tineba diperkirakan sebagai heat source, ditunjukkan dengan nilai kontras densitas positif, begitu juga dengan lapisan granit di atasnya yang terpanaskan oleh heat source menjadi conductive heated zone yang ditunjukkan dengan nilai kontras densitas positif pula. Sedangkan pada granit yang terekahkan ditunjukkan dengan nilai kontras densitas negatif, diduga sebagai reservoir dari panas bumi daerah Kadidia. Didukung dengan model magnetotelurik dan studi geokimia, sistem panas bumi Kadidia dan Kadidia Selatan diketahui memiliki reservoir yang berbeda, hal ini ditunjukkan dengan nilai densitas yang berbeda di baratdaya dan timurlaut daerah penelitian pada hasil dari forward modeling dan inverse modeling.