digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alwan Muhammad Ilham Irawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN_Alwan Muhammad Ilham Irawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Terminal Petikemas Surabaya (PT TPS) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di dalam bidang pengelolaan peti kemas. Kualitas layanan yang diberikan oleh PT TPS dinilai sudah baik dan cukup memenuhi harapan, namun masih belum maksimal dan dapat ditingkatkan kembali. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa proses yang masih dilakukan secara manual, seperti memasukan data ke dalam sistem masih dilakukan secara manual, yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan menggunakan program. Berdasarkan penjelasan di atas, dilakukan pencarian akar permasalahan menggunakan fishbone diagram dan didapatkan hasil yaitu alur proses bisnis yang digunakan terlalu kompleks. Untuk menyelesaikan permasalahan, digunakan metode penyederhanaan proses bisnis, yaitu Business Process Improvement (BPI). Pemetaan proses dilakukan dengan metode Cross Functional Flowchart dan metode Process Classification Framework. Kemudian, dilakukan identifikasi permasalahan dari setiap proses pada proses bisnis yang ada. Dari identifikasi permasalahan, ditemukan 20 permasalahan dari keempat proses bisnis yang diteliti. Setelah mendapatkan permasalahan, dilakukan evaluasi dan pencarian solusi menggunakan streamlining. Selain menggunakan streamlining digunakan juga Value Added Assessment yang berfungsi untuk melakukan evaluasi performansi dari proses bisnis. Hasil evaluasi yang telah didapatkan, dilakukan penyusunan usulan perbaikan dengan menerapkan penyederhanaan proses dengan jenis streamlining berupa error proofing, value added assessment, automation and/or mechanization, dan simplification. Berdasarkan hasil penyederhanaan, didapatkan bahwa terdapat 30 proses dari keempat proses bisnis yang dilakukan penyederhanaan. Salah satu proses yang dilakukan penyederhanaan adalah proses 1.1.3.1 Melakukan Pengecekan Data Pada Sistem yang Dilakukan Oleh Pengguna Jasa pada proses bisnis pengeluaran peti kemas, mengalami proses penyederhanaan berupa error proogfing, dikarenakan pada proses tersebut terjadi ketidaksesuaian data pada peti kemas, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang dibuat pada platform Clique 247 yang dapat meriksa kelengkapan data yang dikirimkan secara otomatis. Selain itu juga terdapat proses 1.4.1.3 Melakukan Pembongkaran Peti Kemas dari Kapal ke Atas Truk dari proses bisnis pembongkaran peti kemas yang mengalami proses penyederhanaan berupa automation and/or mechanization, dikarenakan terdapat permasalahan peti kemas tidak ditempatkan pada posisi yang pas, sehingga dibutuhkan suatu alat bantu berupa kamera yang ditempatkan disekitar pencapit yang berfungsi untuk penyelarasan posisi, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih optimal. Hasil proses perbaikan disertai dengan 14 usulan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan menunjukan hasil yang signifikan. Hasil tersebut dapat dilihat dari waktu total proses dari keempat proses bisnis mengalami penurunan. Setelah mendapatkan solusi yang tepat, dilakukan pemetaan proses bisnis usulan sesuai dengan perubahan yang terjadi.