digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kanker liver menjadi salah satu jenis penyakit kanker yang memiliki tingkat kematian tinggi di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan deteksi dini kanker liver sebagai upaya pencegahan peningkatan tingkat kematian dari tahun ke tahun. Berdasarkan pedoman diagnosis internasional kanker liver non-invasive, pencitraan memiliki peranan penting sebagai uji skrining dan modalitas diagnosis. Meskipun demikian, empat dari lima pedoman diagnosis tersebut memiliki keterbatasan pada diagnosis lesi berukuran kecil. Eksplorasi computer aided diagnosis (CAD) menjadi potensial dalam menjawab keterbatasan ini sebagai opsi kedua dalam membantu interpretasi citra. Perkembangan CAD dalam waktu dekat ini mengarah pada quantitative image analysis (QIA). Salah satu aplikasi QIA adalah radiomik yang bekerja dengan mengubah analisis kualitatif menjadi data kuantitatif. Di dalam proses radiomik, salah satu yang paling sensitif adalah segmentasi region of interest (ROI) karena dapat mempengaruhi keandalan fitur radiomik. Pada umumnya, beberapa penelitian diagnosis tumor liver dengan pendekatan radiomik menggunakan segmentasi ROI jaringan normal dengan batasan jaringan normal meliputi keseluruhan jaringan parenkim bebas tumor dan jaringan tumor sendiri. Namun terdapat sebuah penelitian yang memvariasikan ukuran ROI tersebut, ROI jaringan normal berskala sama dengan ROI jaringan tumor. Hasil yang diperoleh dari variasi tersebut terbukti cukup unggul apabila dibandingkan dengan hasil penelitian ROI tanpa variasi. Sehingga dalam studi ini dilakukan pengujian terhadap variasi ukuran ROI, mulai dari besar, sedang hingga kecil pada karakterisasi bagian normal dan bagian tumor menggunakan pendekatan radiomik berbasis CT. Pengamatan fitur-fitur radiomik yang berpengaruh dan konsisten muncul pada berbagai variasi ukuran serta hasil peformansi model penggolongan bagian normal dan bagian tumor menjadi fokus penelitian ini. Untuk mendapatkan tujuan pengamatan tersebut, metode radiomik yang dirancang terdiri dari lima tahapan yakni pra-pemrosesan, segmentasi, ekstraksi fitur, seleksi fitur, serta klasifikasi. Data yang digunakan berasal dari liver tumor segmentation challenge (LiTS17). Tahap segmentasi melibatkan variasi skala pengukuran ROI pada ii citra mask data tersebut. Setelah itu, fitur statistika orde pertama, fitur bentuk, dan fitur tekstur diekstraksi menggunakan PyRadiomics. Seleksi fitur diterapkan dengan dengan dua metode yang berbeda, metode pertama menggunakan kombinasi korelasi Pearson, backward elimination, dan principal component analysis (PCA), metode kedua terdiri dari kombinasi mutual information (MI), F-test, Chi2-test yang kemudian direduksi menggunakan LASSO. Begitu pula tahapan klasifikasi juga diterapkan dengan dua buah metode yang berbeda, metode pertama meliputi enam jenis machine learning sedangkan metode kedua berfokus pada satu jenis, hyperparameter machine learning. Implementasi metode tersebut menghasilkan mayoritas fitur tekstur yang terbukti andal pada setiap ukuran ROI untuk memberikan karakterisasi bagian normal dan bagian tumor, serta satu fitur first-order energy dan satu fitur shape surface volume ratio. Sementara itu, fitur yang telah terseleksi dan konsisten muncul pada semua observasi ada empat yakni GLSZM (large area high gray level emphasis, zone entropy), GLCM autocorrelation dan GLDM dependence non-uniformity normalized. Performansi fitur- fitur terseleksi dari ukuran ROI besar, sedang hingga kecil berturut-turut menghasilkan nilai AUC 0.82, 0.99, dan 0.98. Hal ini membuat ukuran ROI kecil dinilai mampu menjadi alternatif pengganti ukuran ROI sedang yang pada umumnya digunakan dalam deteksi jaringan normal dan jaringan tumor pada abnormalitas kanker liver.