digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Attariq Aditya
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VII_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VIII_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Attariq Aditya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN_M. Attariq Aditya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Banjir adalah fenomena alam yang terjadi karena tidak sanggupnya saluran menerima kapasitas air yang mengalir sehingga terjadinya luapan air ke luar saluran menuju daerah sekitar sungai seperti pemukiman penduduk, jalan dan fasilitas umum. Saat ini, banjir menjadi perhatian khusus bagi Kota Gorontalo karena selalu terkena banjir dalam beberapa tahun terakhir. Kota Gorontalo sendiri merupakan daerah yang sangat berkembang dan padat, sehingga dampak banjir seperti kerugian secara materi sangat terasa pengaruhnya. Lokasi yang dijadikan fokus tinjauan pada tugas akhir ini adalah bagian hulu sungai bone yang bersinggungan langsung dengan kepadatan penduduk di kecamatan kota selatan, kota timur, Hulonthalangi dan Dumbo Raya. Karena DAS Bone yang besar, hulu sungai bone tidak cukup kuat dalam menampung kiriman aliran air dari hilir sungai yang berada di kabuapten Bone Bolango saat kondisi hujan cukup ekstrim. Dengan saluran drainase yang buruk, sedimentasi dari hulu, dan penyempitan sungai, diperlukan perencanaan pengendalian banjir yang tepat. Pada penelitian kali ini didapatkan debit banjir maksimum periode ulang 25 tahun sebesar 889,8 m3/s. Kondisi penampang Hilir sungai Bone yang tidak dapat menampung debit tersebut menjadikan daerah di sekitar sungai menjadi banjir. Oleh karena itu, pembangunan tanggul dan normalisasi sungai menjadi solusi untuk meningkatkan kapasitas sungai sehingga cukup dalam menampung dan mengalirkan air ke laut tanpa membanjiri daerah sekitar yang sangat padat penduduk. Selain itu bronjong juga dipasang dibeberapa titik yang rawan erosi sesuai dengan simulasi transport sedimen menggunakan software Hec-RAS.