digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Baihaki Kurniawan
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - M. Baihaki Kurniawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - M. Baihaki Kurniawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - M. Baihaki Kurniawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - M. Baihaki Kurniawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - M. Baihaki Kurniawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - M. Baihaki Kurniawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Baihaki Kurniawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - M. Baihaki Kurniawan.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pulau Menjangan merupakan kawasan penting konservasi terumbu karang, pariwisata bahari, dan perikanan yang berada dalam zona pemanfaatan Taman Nasional Bali Barat. Meskipun penting, hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kondisi terumbu karang di beberapa titik di Pulau Menjangan sudah terdegradasi. Penelitian ini dilakukan untuk: (1) menginventarisasi komponen penyusun komunitas bentik dan ikan karang; (2) membandingkan struktur komunitas bentik dan ikan karang pada beberapa titik pengamatan; dan (3) menentukan tingkat kesehatan ekosistem terumbu karang pada beberapa titik pengamatan di Pulau Menjangan. Pengambilan data dilakukan pada 24-26 April 2022 di tiga stasiun di zona reef flat, yaitu: (1) Stasiun Mangrove Point (MP); (2) Stasiun Pos 1 (P1); dan (3) Stasiun Pos 2 (P2). Data yang diambil mencakup: (1) parameter fisik air; (2) komponen penyusun komunitas bentik dan ikan karang; serta (3) struktur komunitas bentik dan ikan karang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang Pulau Menjangan memiliki setidaknya 24 genera organisme bentik, tutupan karang 29,5%, dan setidaknya 84 spesies ikan karang dari 21 famili; dengan parameter fisik air yang tidak memenuhi baku mutu kecuali parameter pH. Meski parameter fisik air tidak berbeda signifikan antara ketiga stasiun, hasil pengamatan menunjukkan adanya perbedaan komunitas bentik dan ikan karang di antara ketiganya. Stasiun MP memiliki ciri tutupan karang “buruk” (14,25%), tutupan alga tertinggi (50,25%), dan indeks mortalitas karang tertinggi (0,72) yang mengindikasikan kerusakan ekosistem terumbu karang diiringi phase shift menjadi ekosistem alga. Selain itu, ditemukannya ikan dari Famili Apogonidae, Gobiidae, Tetraodontidae, dan Pinguipedidae yang berasosiasi dengan patahan karang serta Famili Chaetodontidae yang merupakan indikator kesehatan terumbu karang menunjukkan adanya variasi habitat pada stasiun MP. Stasiun P1 memiliki ciri tutupan karang “baik” (27,5%) serta tingkat mobile substrate (47,5%) dan jumlah spesies ikan karang (56) tertinggi yang mengindikasikan terjadinya kerusakan ekosistem terumbu karang. Dampak kerusakan ini belum memengaruhi komunitas ikan karang, namun berpotensi mengubah komunitas ikan karang menjadi lebih homogen. Stasiun P2 memiliki nilai tertinggi untuk tutupan karang (46%), jumlah genus bentik (19) dan jumlah pertemuan ikan karang (1.768), serta indeks mortalitas karang terendah (0,269) yang diiringi keberadaan enam spesies dengan asosiasi kuat pada tutupan karang dan beberapa mesopredator (misal: Tylosurus crocodilus). Stasiun ini memiliki kesehatan ekosistem terbaik dan diduga mencerminkan kondisi awal reef flat Pulau Menjangan. Berdasarkan data yang diambil, diketahui bahwa kesehatan ekosistem antar stasiun adalah beragam, khususnya antara Stasiun MP (“cukup”) dan Stasiun P1 dan P2 (“baik”); yang dapat dipengaruhi oleh terjadinya kematian karang secara lokal maupun lokasi stasiun MP yang berbatasan langsung dengan ekosistem mangrove. Hal ini menunjukkan bahwa otoritas konservasi kawasan Pulau Menjangan perlu memperhatikan variasi kondisi ekosistem terumbu karang secara lokal untuk dapat melaksanakan upaya manajemen konservasi ekosistem terumbu karang di Pulau Menjangan secara lebih optimal.