digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sofia Pamela
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Saat ini hampir sebagian besar aktivitas manusia berada di dalam bangunan. Kualitas lingkungan ruang dalam (indoor environmental quality) berpengaruh terhadap kesehatan penghuni bangunan. Sementara itu pertumbuhan jumlah gedung perkantoran hijau di Jakarta cukup meningkat seiring adanya kebijakan penurunan emisi karbon. Namun trend ini masih berfokus terhadap dampak lingkungan dan belum terlalu memperhatikan aspek penghuni di dalam bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keandalan kinerja Indoor Environmental Quality (IEQ) bangunan hijau berbasis persepsi penghuni pada gedung perkantoran di Jakarta. Metodologi penelitian yang digunakan adalah mixed method kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, penyebaran kuesioner close ended kepada penghuni bangunan dan wawancara open ended kepada ahli bangunan hijau. Analisis data menggunakan analisis distribusi, mean analysis dan analysis of variance untuk data kuantitatif dan content analysis yaitu open coding untuk data kualitatif. Hasil analisis open coding menunjukkan kriteria IEQ bangunan hijau memiliki kelebihan pada indikator dan teknologi dalam menilai kinerja serta berperan dalam mengendalikan resiko dibandingkan kriteria IEQ non-bangunan hijau. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan nilai rata-rata persepsi penghuni bangunan hijau lebih tinggi hanya pada parameter lingkungan visual yaitu variabel pencahayaan alami, distribusi pencahayaan dan tingkat pencahayaan. Sedangkan pada parameter akustik, lingkungan termal dan kualitas udara tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan antara gedung perkantoran hijau dan non-gedung hijau. Variabel konteks yaitu jarak tempat duduk dengan jendela memiliki hubungan dengan pencahayaan alami dan variabel personal yaitu asal domisili berhubungan dengan silau pencahayaan buatan. Faktor perencana dan pengguna bangunan berperan dalam upaya optimalisasi penerapan kriteria IEQ. Perencana perlu mempertimbangkan aspek kesehatan, kenyamanan dan keandalan bangunan sejak awal mendesain bangunan. Sedangkan penghuni bangunan pada umumnya sudah terbiasa dan menerima standar minimum kriteria IEQ. Berdasarkan hasil penelitian, baik bangunan hijau maupun non-bangunan hijau perlu memenuhi kriteria IEQ karena hal ini terkait kesehatan penghuni dan keandalan bangunan secara umum.